Oleh: Sri Endang
Pandemi Covid-19 semakin dalam posisi yang mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS). Meski memiliki angka vaksinasi yang cenderung tinggi, negara itu tetap mengalami peningkatan infeksi yang signifikan, bahkan lebih dari 1000% bila dibandingkan Juni lalu.
Mengutip data interaktif Covid-19 milik New York Times, pada akhir Juni lalu rata-rata kasus infeksi di Negeri Paman Sam masih berada di level 11 ribuan per minggunya. Namun saat ini rata-rata infeksi mingguan telah mencapai 141 ribu kasus perharinya. Ini merupakan kenaikan lebih dari 10 kali lipat. (cnbcindonesia.com/02/092021)
Otoritas Amerika Serikat (AS) telah memberikan 361.684.564 dosis vaksin Covid-19 di negara itu hingga Sabtu (21/08/2021) pagi. Seperti dilaporkan Reuters, pada hari yang sama, Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasi jumlah dosis vaksinasi itu dan sudah mendistribusikan 428.506.065 dosis.
Menurut CDC, angka-angka itu naik dari 360.634.287 dosis vaksin yang telah digunakan pada Jumat (20/08/2021) dari 426.106.115 dosis yang dikirimkan.
Data baru CDC AS menunjukkan, lebih dari 1 juta dosis vaksin dilaporkan diberikan pada Kamis (19/08/2021). Kondisi itu menandai pertama kalinya sejak awal Juli untuk perubahan satu hari dalam dosis yang dilaporkan. Kecepatan rata-rata orang yang memulai vaksinasi lebih dari 70% lebih tinggi dari satu bulan yang lalu.(Beritasatu.com/07/09/2021)
Ledakan kasus covid AS setelah tercapai kekebalan kelompok menjadi bukti kegagalan strategi penanganan global. Kekebalan kelompok (Herd immunity) adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.
Sedangkan strategi penanganan global yaitu cara efektif untuk mengatasi permasalahan dunia terlebih terkait covid-19, dimana AS gagal dalam membasmi hal ini.
Dengan semakin meningkatnya kasus ini memperkuat opini publik terhadap gagalnya strategi untuk memberantas Covid-19 yang telah mendunia.
Kepemimpinan WHO dan Lembaga dunia lain terkait hal ini, terbukti gagal menemukan strategi jitu demi eradikasi/pemberantasan wabah. Sampai detik ini wabah Covid-19 sendiri belum mengalami penurunan.
Dalam Islam, terkait hal ini yakni; Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)
Dikutip dalam buku berjudul ‘Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup Melalui Hadith-hadith Nabi’ oleh Nabil Thawil, di zaman Rasulullah SAW jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.
Tha’un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia.
Hanya dengan kepemimpinan Islam lah strategi penangangan global dapat terlaksanakan dan terjamin.
Wallahu ‘alam