Balunijuk – Mahasiswa jurusan Agribisnis, Universitas Bangka Belitung Semester 5, telah sukses melaksanakan kegiatan penyuluhan pembuatan pupuk organik cair dari limbah Rumah Tangga yang merupakan bagian dari Team Based Project mata kuliah Penyuluhan Pertanian.
Kegiatan tersebut merupakan tugas akhir (Team Based Project) dari mata kuliah penyuluhan pertanian yang diampu oleh dosen mereka yakni Dr. Fournita Agustina, S.P., M.Si ,Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, M.M. dan Yulia S.Pt., M.Si, yang dimana para Mahasiswa diharuskan untuk turun ke lapangan berbaur dengan masyarakat guna mengedukasi dan mentransfer ilmu yang di dapatkan di kelas, ke para petani serta menambah wawasan petani perihal manfaat pupuk organik cair dan meningkatkan keterampilan Petani tentang Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair.
Hazi Surazi merupakan ketua kelompok sekaligus menjadi pemateri, pada saat itu Hazi menyampaikan bahwa limbah sisa rumah tangga dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair. tidak hanya limbah sisa rumah tangga, namun kerak nasi, batang pisang dan daun kering juga termasuk kedalam bahan dari pembuatan pupuk organik cair dengan tujuan agar para petani ataupun rumah tangga tidak membuat limbah tersebut melainkan memanfaatkannya untuk dijadikan pupuk organik cair.
“Untuk membuat Pupuk Organik Cair dari sisa limbah rumah tangga ini adalah pertama, siapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti limbah sisa rumah tangga, kerak nasi, daun atau ranting kering, batang pisang, molase atau tetes tebu, EM4 dan Air. Air yang digunakan disarankan tidak berasal dari air PAM atau air yang berkaporit, karena dapat mematikan bakteri yang bermanfaat dalam proses pembusukan dari pupuk organik tersebut. Kedua, masukan semua bahan – bahan diatas. Setelah itu masukan air sebanyak 2/3 tong. Ketiga, masukan 100ml molase atau tetes tebu dan EM4 sebanyak 100ml ke dalam campuran bahan diatas. Keempat, campur semua larutan diatas agar tercampur rata antara bahan kering dan bahan basah. Terakhir tutup rapat tong yang digunakan sebagai wadah pencampuran tersebut sehingga tidak ada udara yang masuk (kedap udara), agar proses dapat berjalan dengan baik. Kemudian diamkan selama 14 hari atau 2 minggu setelah tong tersebut ditutup, namun setiap 2 hari sekali, larutan dari pupuk cair organik tersebut diaduk agar proses pembusukan berjalan dengan cepat. Setelah 14 hari proses pembusukan, pupuk organik cair dapat dikatakan berhasil apabila aroma dari larutan tersebut seperti aroma tape, setelah itu saring sisa – sisa dari proses pembusukan tersebut untuk diambil larutan yang merupakan Pupuk Organik Cair”
Keuntungan dari penggunaan Pupuk Organik Cair yaitu bahannya mudah di dapat, ramah lingkungan dan pengaplikasian yang mudah dan pembuatannya tidak membutuhkan biaya yang besar.
Pak Nuriyadi selaku Kepala Urusan Perencanaan Desa Balunijuk berharap agar kegiatan seperti penyuluhan pertanian ini lebih sering dilaksanakan terutama pada desa-desa yang dekat dengan Universitas Bangka Belitung. agar terasa kebermanfaatan dan agar petani dapat meningkatkan wawasan dan keterampilannya mengikuti dengan perkembangan zaman.
Reporter : Team Based Project Kelompok 3, Jurusan Agribisnis, Universitas Bangka Belitung
Penulis : Team Based Project Kelompok 3, Jurusan Agribisnis, Universitas Bangka Belitung
Editor : Shanaia