Mahasiswa Agribisnis melakukan penyuluhan peningkatan kualitas pertanian Balunijuk melalui inovasi asap cair. Sumber foto istimewa
LPM Alternatif, Balunijuk – Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Perikanan dan Kelautan, Universitas Bangka Belitung mengadakan penyuluhan yang berlangsung di Badan Permusyawaratan Desa Balunijuk pada Selasa (26/11). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan inovasi dan teknologi dalam meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk pertanian di desa tersebut.
Desa Balunijuk dikenal sebagai penghasil sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, dan cabai. Namun, usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian belum dilakukan secara maksimal, dengan sebagian besar hasil pertanian dijual langsung ke tengkulak atau pasar.
Petani di desa ini masih menggunakan pestisida kimia yang berisiko bagi kesehatan dan lingkungan. Sebagai solusinya, mahasiswa Agribisnis UBB melakukan penyuluhan dengan mengenalkan teknologi asap cair sebagai pengganti pestisida yang lebih ramah lingkungan.
“Terima kasih atas kesempatan kawan-kawan yang sudah memilih menggelar acara disini, Desa Balun Ijuk. Kami berharap setelah kegiatan ini, kelompok tani Jiwa Muda bisa menerapkan teknologi asap cair dan materi yang telah diberikan,” ujar Wiwin Suryanto, Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Balun Ijuk.
Materi pertama disampaikan oleh Miftah Fadhilah mengenai Pengenalan Inovasi Nilai Tambah Sayuran Hortikultura. “Peningkatan nilai tambah produk pertanian penting dilakukan karena dapat mengurangi kerugian masa panen, meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan daya saing mendorong inovasi dan teknologi, serta mengurangi ketergantungan pada SDA.” Jelas Mifatah
Miftah juga membawa sample produk berupa keripik bayam, yang menjadi salah satu contoh peningkatan nilai tambah produk.
Materi berikutnya disampaikan oleh Titi Adiniyah tentang teknologi asap cair untuk peningkatan kualitas tanaman cabai. Titi menjelaskan manfaat penggunaan asap cair pada cabai, seperti mengendalikan hama, mencegah penyakit, dan menjadi produk yang ramah lingkungan.
Setelah penyampaian materi, dilakukan demonstrasi pengaplikasian asap cair pada tanaman cabai. Dalam praktek ini, salah satu petani ikut terlibat dalam menyemprotkan asap cair ke tanaman cabai.
Kelompok Tani Jiwa Muda sangat antusias dengan informasi yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu peserta yang bertanya terkait apa saja bahan lain yang bisa digunakan dalam pembuatan asap cair, serta berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu botol asap cair.
Afrizal Huzairi, Ketua Kelompok Tani Jiwa Muda serta Ketua UPKK Desa Balunijuk berharap kedepannya kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa bisa lebih banyak melibatkan petani dalam praktek secara langsung terhadap penambahan nilai tambah dan pembuatan asap cair.
Reporter : Mahasiswa Agribisnis
Penulis : Mahasiswa Agribisnis
Editor : Anggie Tri Syafitri