Dialog Terbuka Pasangan Calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa UBB Periode 2025. Sumber foto istimewa

LPM Alternatif, Balunijuk – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) menyelenggarakan dialog terbuka calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Bangka Belitung periode 2025 dengan mengusung tema “Suara Untuk Masa Depan: Mengupas Visi Misi Pemimpin Kita” di Balai Besar Peradaban (BBP) pada Kamis, (5/12) pukul 14.02 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh 3 panelis, yakni Ariandi A Zulkarnain, M.Si (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Dr. Jeanne Darc Noviyanti Manik, S.H., M.Hum (Dosen Fakultas Hukum) dan Dr. Echo Perdana Kusuma, S.E., M.Sc. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

Dialog terbuka ini, dihadiri oleh 1 pasangan calon tunggal dengan nomor urut 01 yaitu Al Wisyahk dan Azza Faulin Gani. Sama seperti periode sebelumnya, debat pasangan calon ditiadakan karena hanya terdiri 1 pasangan calon tunggal dan dialihkan ke dialog terbuka untuk menyampaikan visi, misi, aspirasi dan program kerja yang akan dijalankan selama satu tahun menjabat, serta dilanjutkan dengan sesi tanya dari audiens dan panelis.

Dalam sambutannya, Dio Oktavio, selaku Ketua KPUM UBB menyampaikan bahwa acara ini bukan sekedar formalitas, tetapi juga bentuk nyata, transparansi serta keterlibatan seluruh mahasiswa dalam menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan positif bagi kampus. Melalui diskusi yang sehat dan terbuka dapat melihat komitmen dari calon pemimpin yang akan menjabat.

Sementara itu, Ketua Umum DPM KM UBB, Yoshua Sandi Rajanta Sembiring dalam sambutannya menyampaikan, “Kita semua harus memahami bahwa rakyat bagi seorang presiden mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri. Ketika mahasiswa memiliki kebutuhan atau aspirasi, itulah yang harus disuarakan oleh Presiden Mahasiswa. Harapan kepada calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa adalah visi misi ini tidak hanya sebatas janji, tetapi juga bukti. Jadi kita tidak perlu kata-kata tetapi tindakan  nyata dan  fakta. Ingat, UBB adalah rumah besar kita, rumah biru yang menjadi kebanggaan bersama. Jangan hanya bertanya apa yang UBB bisa berikan kepada kalian, tetapi pikirkan juga apa yang bisa kalian kontribusikan untuk UBB.”

Sesi Penyampaian Visi, Misi, dan Program Kerja Unggulan

Dalam sesi ini,  Al Wisyahk menjelaskan bahwa visi yang diusung bertujuan untuk mendobrak berbagai permasalahan yang dihadapi KM UBB, baik dari sisi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) maupun kelompok akademis.

Visi:  “Bersama mewujudkan revolusi KM UBB yang unggul melalui gerakan progresif dan aksi konkret.”

Menurutnya, visi tersebut tidak hanya sekadar gagasan formalitas, tetapi dirancang untuk direalisasikan di tingkat mahasiswa.

“Bukan semata membuat gagasan hanya sekedar bentuk formalitas dari kita mahasiswa, tapi bagaimana ide-ide itu dapat direalisasikan di tingkat mahasiswa. Permasalahan-permasalahan yang kita hadapi itu bukan hanya sebatas diskusi yang kita bedah di dalam ruangan, tetapi pada dasarnya itu tidak memberikan hal-hal yang solutif,” ujarnya.

Selain itu, Al Wisyakh juga memaparkan enam misi utama yang menjadi landasan langkah strategis kedepannya, yaitu:

  1. Menggali dan mewujudkan potensi mahasiswa untuk menciptakan kampus yang unggul dan berdaya saing tinggi.
  2. Meningkatkan semangat mahasiswa dalam menciptakan Inovasi dan solusi kreatif dalam menghadapi tantangan akademik, sosial, dan budaya di kampus.
  3. Menjadi wadah advokasi yang mengedepankan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa.
  4. Melakukan pengkajian dan aksi nyata dalam merespon isu, sosial, politik, dan lingkungan di masyarakat melalui pengabdian dan gerakan mahasiswa.
  5. Menyusun dan melaksanakan kebijakan yang solutif untuk menyelesaikan permasalahan mahasiswa.
  6. Optimalisasi kolaborasi antar organisasi atau kelembagaan internal/eksternal kampus dalam memaksimalkan program dan mitra kerja sebagai perwujudan BEM yang humanis.

Setelah penyampaian visi misi, dilanjutkan dengan penyampaian program kerja unggulan yang disampaikan oleh Azza Faulin Gani.

1.  Sapa Rantau 

Program ini dirancang sebagai wadah khusus bagi mahasiswa rantau di luar Bangka Belitung. Program ini dibuat karena adanya adanya perasaan diskriminasi yang kerap dirasakan oleh mahasiswa rantau. Program ini bertujuan menjadikan BEM KM UBB bukan sekadar organisasi, tetapi sebagai tempat yang ramah untuk berbagi pengalaman dan keluh kesah. Melalui program ini, BEM KM UBB diharapkan mampu mempererat hubungan antar mahasiswa, tanpa memandang asal usul mereka, melainkan melihat mereka sebagai bagian dari keluarga besar KM UBB yang satu.

2.  Biru Bersuara
Program ini berupaya untuk menciptakan ruang bagi generasi muda, khususnya KM UBB untuk menyuarakan pendapat, gagasan dan aspirasi mereka terkait isu-isu sosial, politik, budaya dan isu lainnya sehingga dapat membentuk peningkatan partisipasi aktif dalam dialog sosial.

3.  Sekolah Pergerakan
Sekolah Pergerakan merupakan program kerja yang akan dibawa ke setiap Jurusan dan Fakultas di Universitas Bangka Belitung. Program ini dirancang dengan harapan agar BEM KM UBB dapat menjadi wadah bagi kaum intelektual mahasiswa yang bingung memulai langkah awal dalam dunia organisasi.

4.  Lentera Perempuan                                                             
Program ini dirancang untuk merespons maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual, Lentera Perempuan hadir untuk mendukung perempuan agar berani berbicara dan melawan ketidakadilan. Program ini bertujuan membangkitkan semangat Kartini muda masa kini, menjadikan mereka sosok kuat yang tidak takut menghadapi tekanan sosial. Lentera Perempuan akan menjadi simbol perjuangan untuk menciptakan peradaban yang lebih baik dengan memberikan ruang aman bagi perempuan untuk melindungi diri dan sesama.

Sesi QnA Visi, Misi, dan Program Kerja Oleh Panelis

1. Ariandi A Zulkarnain, M.Si mengajukan pertanyaan, Bagaimana kalian menyelesaikan permasalahan terhadap rendahnya minat mahasiswa terhadap ormawa, faktanya kita mengalami regresi demokrasi di internal UBB, seperti kandidasi di beberapa Fakultas dan Universitas kecenderungan hanya satu paslon. bagaimana kita mau bicara soal demokrasi jika minat terhadap ruang kepemimpinan di level kampus justru tidak hidup, seperti apa teman-teman untuk menyelesaikannya atau membongkar persoalan itu yang sedang kita hadapi sekarang?

Alwi: Saya melihat bahwa organisasi mahasiswa itu bukan hanya terkait dengan kuantitas tetapi juga kualitas. Kita bisa cek di tahun 2023, itu adalah data yang mengungkapkan bahwa 60-an % mahasiswa UBB memilih untuk tidak berorganisasi, mungkin mereka punya cara tersendiri untuk berkembang. Saya melihat itu dan kemudian orang-orang berorganisasi juga tergolong sedikit dari jumlah keseluruhan orang di UBB. Kemudian, setelah pasca Covid-19 kita belum refresh terkait pola-pola organisasi yang ada di UBB dan kita harus selaras dengan program dari kementerian, selaras dalam mengubah banyak hal dalam organisasi. Hadirnya MBKM juga kita harus berusaha untuk bagaimana pengkajian kita tidak menjadi lawan dari MBKM, tapi bagaimana ormawa itu hadir sebagai pilhan-pilihannya. Jadi, mampu bersama-sama, membuka ruang bagaimana pilihan itu semakin banyak, agar mahasiswa dapat ikut berpartisipasi. Dengan hadirnya permasalahan tersebut, saya rasa ormawa perlu membangun proker itu bukan hanya sekedar dengan pola yang sama. Kemudian, banyak permasalahan mengenai bagaimana peran organisasi itu timpang. Yang mengetahui kondisi organisasi kampus hari ini adalah kita sendiri. 

2. Dr. Echo Perdana Kusuma, S.E., M.Sc mengajukan dua pertanyaan, mengenai landasan yang digunakan calon presma dan wapresma untuk membuat visi misi, serta adakah progresif di akademik untuk membangun kampus riset sesuai dengan visi misi UBB?

Azza: Dalam visi misi kami sudah tercantum terkait akademik dan non akademik, bahkan kami sudah membuat narasi untuk membuat sebuah komunitas, yang dimana berfokus pada pengembangan sumber daya yang ada di KM UBB di bidang akademik dan non akademik. Kecerdasan seseorang sangat penting, karena pada hari ini Indonesia sudah sangat jauh untuk bersaing ke dunia Internasional, itu yang saya rasakan ketika melakukan kajian dan penelitian di Brunei Darussalam mewakili Mahasiswa Indonesia. Terkait dengan visi kami bersama wujudkan revolusi KM UBB yang unggul melalui gerakan yang progresif dan aksi yang konkrit. Gerakan, tidak hanya sebagai gerakan untuk aksi sosial, tetapi gerakan untuk menggerakkan semangat dan intelektual kaum-kaum muda. Progresif dan aksi yang konkrit, ternyata hari ini anak-anak UBB itu banyak yang cerdas, dan mempunyai nilai akademik yang mampu untuk mengalahkan KM dari kampus-kampus luar. Tetapi, catatannya adalah apakah mereka mau atau tidak melakukan aksi yang konkrit itu, hal tersebut yang perlu menjadi catatan kita. Bahasa yang kami masukan gerakan yang progresif dan aksi yang konkrit, kami jabarkan lebih rinci dibagian misi salah satunya adalah misi no 02, meningkatkan kemauan mahasiswa dalam menciptakan inovasi dan solusi kreatif dalam menghadapi tantangan akademik, sosial, dan budaya di kampus. 

3. Dr. Jeanne Darc Novianti Manik, S.H, M.hum mengajukan pertanyaan, Silahkan jabarkan misi yang ke-6 yaitu Optimalisasi kolaborasi antar organisasi atau kelembagaan internal/eksternal kampus dalam memaksimalkan program dan mitra kerja sebagai perwujudan BEM yang humanis!

Alwi: Ketika kita mengalami perbedaan pandangan, kita harus tetap profesional dalam membangun diskusi. Dalam membangun program-program kerja BEM KM UBB saya rasa perlu kerjasama eksternal dalam bentuk bersama-sama membangun UBB menjadi lebih baik. Kita harus menyatukan terlebih dahulu satu sudut pandangan, karena kita berasal dari background yang berbeda.

Sesi QnA Tema 

1. Kira-kira kalau terpilih nanti kamu mau fasilitas apa, sebutkan 3 tanpa alasan! (Fasilitas)

Alwi: Ruangan, akses parkiran, dan kebutuhan perkuliahan.

2. Apa background organisasi eksternal teman-teman semua, dan kedua bagaimana teman-teman mencoba untuk memisahkan kepentingan kaderisasi internal kampus dengan kepentingan kaderisasi yang terjadi di eksternal kampus, karena kecenderungannya terdapat upaya melakukan hegemoni di dalam kampus terhadap organisasi-organisasi eksternal tertentu dan itu harus clear dan teman-teman sikapnya seperti apa karena itu akan menentukan kedepan demokrasi di dalam kampus itu sendiri?

Alwi: Saya tidak memiliki organisasi eksternal, kecuali ikatan aliansi BEM di fakultas sebelumnya, sebagai pimpinan BEM nantinya saya akan berusaha profesional dengan sistem BEM sendiri, karena Bem sebagai organisasi taktis dan tidak memiliki ideologi tertentu, kemudian terkait kaderisasi nya nanti tetap saya rasa peran organisasi di eksternal juga penting sebagai pengkaderan mahasiswa di bidang organisasi dan gerakan, namun yang berusaha untuk dipastikan adalah tidak mencampuradukan kepentingan, sehingga untuk hal tersebut penguatan ormawa sebagai lembaga internal kampus harus tegas dalam menjalankan kepentingan internal kampus, kemudian salah satu upaya yang sudah kami tunjukan kemarin adalah berbondong-bondong puluhan mahasiswa ke KPU sebagai pelaksana pemilihan dan mempertegas untuk netral dan tetap menjalankan demokrasi secara utuh, dari itu saya melihat dapat menjadi solusi upaya pengawalan demokrasi.

Azza: Terkait kaderisasi, dari saya sendiri saya sudah mencontohkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di mana kami membuat sebuah konsep untuk bagaimana menciptakan pemimpin-pemimpin muda yang bukan hanya bergerak di bidang organisasi tetapi mereka juga mempunyai jiwa-jiwa intelektual. Karena, terkadang kita itu tidak berani dan takut karena kita tidak memiliki pengetahuan, pengetahuan yang berasal dari intelektual. itulah kenapa pemimpin itu dituntut untuk sempurna, sempurna dari pikiran intelektualnya dan sempurna dari pergerakan konkritnya. 

3. Kalian ikut satgas PPKS atau tidak? (Pelecehan seksual)

Alwi – Azza: Tidak. 

4. Bagaimana transparansi terhadap anggaran dan bagaimana anda memberikan kontribusi besar terhadap dana UBB melalui dana yang bukan hanya sekedar festival-festival? (Anggaran)

Alwi: Selama 2 periode saya di BEM kemarin, transparan mengenai anggaran tiap-tiap fakultas tahun ini tidak ada jawaban pasti dan sulit, tetapi terkait dengan LPJ yang diadakan tiap tahun. LPJ disampaikan untuk keperluan, pengeluaran, keperluan, dan keterangannya untuk apa kami sampaikan. Sejauh yang saya ketahui, untuk perjadin kalau tidak salah untuk nominalnya ada sekitaran 30an juta, dan 30 juta ada di anggaran per program kerja di BEM yang dilakukan sendiri dan diluar dies natalis, itu yang saya ketahui mengenai anggaran pembagiannya seperti apa. 

Azza: Pemimpin dari rektorat, Pemimpin dari fakultas, dan pemimpin dari mahasiswa itu seperti ketua kelas, teman-teman ormawa itu kita pertemukan dan membahas anggaran. anggaran dalam artian kita sama-sama transparansi, karena menurut saya pada hari ini teman-teman mahasiswa yang tidak ada di organisasi tidak mengetahui bahwa sebuah kegiatan lomba itu selain karya ilmiah, pilmapres, p2mw, seperti nasional itu tidak memiliki anggaran. banyak teman-teman itu tidak tahu bahwa kita punya anggaran untuk kompetisi lomba dan terkait untuk pembekalan mungkin teman-teman yang tidak mendapatkan pembekalan adalah teman-teman yang tidak melapor ataupun melapor ke pihak jurusan ataupun fakultas, karena saya beberapa kali ikut lomba di tingkat nasional itu saya selalu mendapatkan pembekalan.

5. Bagaimana teman-teman menyeimbangkan arah gerakan kabinet teman-teman nanti seimbang, bukan hanya sekedar advokasi sosial masyarakat tetapi juga intelektual, nah ini arah pergerakan yang saya kira hilang dari kita, sehingga kontribusi kita terhadap Universitas cenderung minim, Karena kecenderungan kita mengambil organisasi BEM atau ormawa lainnya itu cenderung sama sudut pandangnya, tapi kemudian apa arah tindakan dan kegiatan yang teman-teman dorong aktivitas internal UBB, sehingga aspek yang sifatnya kegiatan advokasi seperti demonstrasi bisa seimbang dengan kegiatan intelektual lainnya entah itu ikut kompetisi dll, nah silahkan jawab bagaimana teman-teman mampu membuat keseimbangan tersebut! 

Alwi: Terkait dengan saya pribadi, sejauh saya berada di titik ini saya sudah menghadapi beberapa intervensi terkait demonstrasi baik di tingkat universitas maupun fakultas, sudah pernah diancam DO, disanksi, ketika melakukan demonstrasi di ruangan. tetapi, yang perlu diperhatikan kita harus seimbang antara akademik dan aksi, walaupun aksi yang saya lakukan adalah bentuk keresahan dari diri saya pribadi dan teman-teman. catatan yang ada ketika melaksanakan kegiatan demonstrasi adalah kualitas dan kuantitas aksi itu yang berkurang, perlu kita evaluasikan. sebelum kita melakukan aksi, kita harus mengetahui terlebih dahulu.

Azza: mahasiswa yang berintelektual adalah mahasiswa yang mampu berpikir kritis dan data, bukan hanya omong kosong. secara untuk kegiatan akademik dan intelektual, yang saya impikan adalah membangun sebuah peradaban yang netral dan saya ingin mendisclaimer bahwa demo adalah pergerakan akhir dari sebuah mahasiswa dan banyak hal-hal yang harus kita lakukan seperti, riset, audiensi 1,2,3 sampai tidak diindahkan baru demo itu adalah jalan terakhir dari mahasiswa.

6. Sebutkan 3 wadah minat bakat yang kalian buat tanpa alasan! (wadah minat bakat)

Azza: Biru bersuara, sekolah pergerakan, dan lentera perempuan.

7. Menurut kalian, berapa proposional  nominal UKT jika harus naik? (UKT)

Azza: mungkin skala naiknya itu bagi saya adalah 1 atau 2 juta, tetapi tergantung fasilitas dan apa yang diberikan UBB. Karena hari ini, UKT kita itu udah yang paling murah, saya merasa heran ketika mahasiswa menuntut fasilitas namun mahasiswa menuntut penurunan UKT. Karena, hidup kita itu harus balance, ketika kita menuntut sesuatu, berarti hal tersebut harus balance. oke, UBB menaikkan UKT, tetapi fasilitas harus lengkap bagi saya.

Setelah selesai kegiatan dialog terbuka, tim liputan LPM Alternatif pun berkesempatan untuk mewawancarai Pasangan calon Al Wisyahk dan Azza Faulin Gani, berikut hasil wawancaranya

1. Harapan untuk Mahasiswa UBB? 

    Capresma menyampaikan bahwa “Sebagai mahasiswa, kita seharusnya terlibat dalam Pemilwa karena hal itu berkaitan langsung dengan kita. Selain itu, penting untuk adanya kolaborasi. Baik saya yang terpilih atau kotak kosong yang menang, saya rasa tidak ada lagi perbedaan pendapat setelah ini. Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membangun UBB.” 

    Sementara itu, Cawapresma berharap agar mahasiswa UBB menjadi pribadi yang intelektual dan aktif, serta peka terhadap organisasi dan lingkungan. Jika kedua hal ini dapat berjalan dengan baik, saya percaya KM dapat membangun peradaban yang diinginkan oleh kampus kita, yang terkenal dengan kampus peradaban. Peradaban tersebut adalah peradaban yang intelektual dan peduli terhadap lingkungan sekitar. 

    2. Seberapa efektif terwujudnya visi, misi, dan program kerja kalian? 

      Capresma : Jika membicarakan efektivitas, sebagian program sudah dijalankan selama saya memimpin di BEM Fakultas, sehingga saya rasa sudah cukup efektif meski belum maksimal.  kemudian kami juga perlu pendekatan karena memang culture di UBB sendiri berbeda-beda, sehingga untuk menerapkan ini saya rasa  efektif tetapi perwujudannya nanti pasti akan tantangan-tantangan baru yang akan kami kaji dan proses ulang hingga akhir periode 

      Cawapresma : Seberapa efektifnya adalah 70%, karena 30% terletak dari kesadaran mahasiswa UBB. 

      3. Tanggapan jika terjadi kasus LGBT di Kampus UBB? 

        Capresma : LGBT ini sangat bertentangan,namun sebagai sesama manusia, saya rasa hak-hak mereka juga harus kita penuhi. Namun, jika mereka menyebarkan hal tersebut, berusaha untuk mengatasi hal itu agar tidak menyebar. Sekali lagi, saya tidak sepakat, ketika terjadi dilingkungan kampus, kita harus melakukan pendekatan terhadap mereka. 

        Cawapresma memandang LGBT sebagai penyakit, saya memiliki teman yang terlibat dalam hal tersebut dan setelah saya tanyakan, dia merasa itu adalah hak asasi manusia. Namun, yang perlu kita permasalahkan adalah ketika mereka mencoba mempengaruhi orang lain. Kesalahan kita adalah menjauhi mereka, padahal kita seharusnya mengayomi dan mendampingi mereka. Langkah yang harus diambil adalah pertama, mencari pelaku atau korban LGBT, kemudian menganalisis dan memahami alasan mereka melakukan hal tersebut, dan yang terakhir, memberikan rehabilitasi serta edukasi.

        Tanggapan Pemilwa UBB Tahun 2025

        Dr. Echo Perdana Kusuma S.E., M.Sc mangatakan “bahwa pelaksaanannuya cukup baik, Cuma ada beberapa yang perlu tindakan seperti jangan ngaret, karena kalau kita mencerminkan intelktual yang unggul, pengelolaan untuk acar ini harus lebih baik ya, on time, kemudian untuk calon karena Cuma satu, jadi demokrasinya kurangf terasa, karena tidak ada lawan tanding, harapan kedepannya adalah semoga acara bisa lebih baik, kemudian ada lebih dari satu calon agar menghidupkan demokrasi di UBB.”

        Ariandi A Zulkarnain, M.Si mengatakan “”Menurut saya ini merupakan rangkaian siklus dari organisasi di internal kampus dan mudah-mudahan ini merupakan wujud demokrasi yang terus kita kembangkan di internal kampus. Selanjutnya, terkait pemilihan hari ini kita memang masih banyak sekali persoalan yang butuh diselesaikan salah satunya adalah defisit kepemimpinan karena memang sejatinya, organisasi kampus adalah organisasi intelektual dan demokrasi yang seharusnya tumbuh. Kemudian, kritik saya adalah pertama, paslon masih satu pasangan sehingga dialektika dan visi pun akhirnya terbatas. Ketika hanya adanya satu paslon, maka keterbatasan kita mendapat sajian visi misi yang berbeda juga berkurang, impact dari satu paslon. Kedua, apapun yang jadi kepentingan bagi mahasiswa tentu butuh jembatan, organisasi seperti BEM itu menjadi jembatan sebenarnya dan wadah bagi mahasiswa untuk kemudian dapat menyerap serta menjadi jembatan bagi internal kampus sebagai sebuah institusi sehingga harmonisasi antara mahasiswa dan kampus terbina dengan adanya BEM dan pemilihan tingkat Presiden Mahasiswa dan mudah-mudahan itu memberikan impact terhadap kemajuan kelembagaan, dapat memberikan impact terhadap peran mahasiswa ikut serta dalam membangun kampus itu sendiri.”

        Closing Statement Al Wisyahk dan Azza Faulin Gani

        Kita mengetahui bahwa kampus adalah tempat untuk belajar, dan kita membutuhkan ruang untuk saling mengevaluasi. Hari ini, kami juga terlibat dalam kepemimpinan BEM di UBB dan orientasi organisasi mahasiswa itu adalah kewujudan kami. Bukan semata-mata menunjukkan bahwa kami lebih besar atau lebih mampu, hanya saja kami lebih berani tetapi tetap membutuhkan bantuan. Jika InsyaAllah kami terpilih, kami berencana mengadakan beberapa forum diskusi. Jika kami dianggap tidak layak untuk memimpin, di periode berikutnya kami terbuka untuk mendengarkan masukan. Kami juga memberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dalam sesi tanya jawab, jika dirasa kami tidak layak memimpin.”

        Reporter : Debri Liani & Muhammad Ghias Saputra
        Penulis : Anggie Tri Syafitri & Debri Liani
        Editor : Muhammad Ghias Saputra

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *