LPM UBB, Pelangas – Kamis (06/08/20), 15 Mahasiswa/i KKN UBB bersama warga sekitar pasang plang penunjuk arah dan peringatan di Geosite Geopark Bukit Penyabung.
Geopark sebenarnya adalah sebuah singkatan. Singkatan tersebut adalah “Geological Park” yakni sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana, masyarakat setempat diajak untuk ikut berperan dalam melindungi sampai meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya di dalamnya.
Dilansir dari wartareformasi.com bukit penyabung Desa Pelangas memiliki potensi sangat luar biasa untuk dijadikan Geosite, karena kondisi hutan yang masih terjaga dengan baik dimana tiga unsur dari syarat Geopark ada didalam bukit tersebut. Syarat penting yang dimaksud untuk menjadi Geopark tersebut adalah Geodiversity yaitu keunikan batuan secara Geologi, Biodiversity yaitu keunikan dan keanekaragam Flora dan Fauna dan Culturaldiversity yaitu keunikan kebudayaan, adat istiadat dan kearifan lokal.
Bukit Penyabung Desa Pelangas di bulan desember Tahun 2019 telah mendapatkan juara 3 seprovinsi Kepulauan Bangka Belitung dari 67 peserta. Pada bulan November 2020 nanti di kaki Bukit Penyabung Desa Pelangas akan dijadikan camping ground untuk acara Jambore Relawan Forum Daerah Aliran Sungai (ForDAS).
“Saya sendiri sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan adek-adek KKN, semoga dengan tampilan yang lebih menarik tanpa mengurangi kesan natural Bukit Pelangas kedepanya lebih diminati dan dikenal oleh warga lokal maupun wisatawan yang sedang melancong ke Pelangas”, ujar Welly Wahyudi selaku Kepala Desa Pelangas.
“Program sadar wisata Bukit Penyabung merupakan salah satu program kerja KKN UBB Desa Pelangas yaitu dengan pemasangan plang penunjuk arah serta peringatan tidak membuang sampah sembarangan. Selain pemasangan plang KKN UBB juga membuat photo booth, diharapkan dengan tampilan Bukit Penyabung yang lebih cantik dapat menarik minat masyarakat untuk menjadikan Bukit Penyabung sebagai salah satu destinasi wisata, kami berharap semoga dengan adanya plang ini dapat membangun kesadaran pihak terkait dengan menjadikan Bukit Penyabung sebagai ekowisata berkelanjutan”, ujar Andri Juliansyah selaku penanggung jawab kegiatan (Kamis, 06/08).
Selain menggunakan Bahasa Indonesia dalam penulisan plang, mahasiswa KKN juga berkolaborasi dengan warga sekitar dan sesepuh desa membuat peringatan menggunakan Bahasa jerieng. Bahasa jerieng adalah Bahasa daerah Desa Pelangas yang diwariskan secara turun-temurun, penulisan ini dimaksudkan untuk melestarikan dan mengenalkan Bahasa jerieng kepada wisatawan yang notabennya anak muda yang mana dewasa ini banyak mengalami degradasi budaya, sebagai warisan peninggalan nenek moyang yang sangat berharga dan harus dipelihara kelestarianya saya berharap dengan penulisan menggunakan Bahasa jerieng dapat memupuk kesadaran dan rasa peduli kaula muda pada budaya yang ada.
Menurut Sulistya kegiatan pemasangan plang ini disetujui dan didukung penuh oleh Bapak Welly selaku Kepala Desa Delangas, BPD dan sesepuh. KKN Desa Pelangas Kabupaten Bangka Barat ini juga dibimbing via daring oleh Ibu Erita Rosalina selaku Dosen Pembimbing Lapang (DPL) yang selalu mengingatkan pentingnya melaksanakan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan supaya program ini terlaksana dengan baik.
“Saya yakin Bukit Penyabung dapat memanjakan mata para pecinta alam karena tidak jauh dari tempat parkir saja kita telah disambut oleh tumpukan batu yang tersusun indah, bagi pendaki menjajaki Bukit Penyabung adalah lembah surga karena kedua pasang mata akan dimanjakan oleh vegetasi alam yang masih asri dan kicauan burung serta hewan-hewan yang hidup didalam Geopark Bukit Penyabung”, tambahnya.
Selain itu, dari segi ekonomi diharapkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan mampu menambah pendapatan bagi pegiat umkm yang ada didesa pelangas.
( Tim KKN UBB Desa Pelangas/Red LPM UBB )