Oleh : Ari (Mahasiswa KKN Kebangsaan Posko 2 asal Universitas Bangka Belitung)
LPM UBB, Jambi – KKN atau Kuliah Kerja Nyata, tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya Mahasiswa. KKN sendiri dibentuk dengan tujuan untuk membantu memecahkan masalah dalam lingkup masyarakat, sekaligus ajang pembelajaran dalam bermasyarakat bagi mahasiswa.
Tahun 2021 ini Universitas Jambi terpilih untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan KKN Kebangsaan dan diikuti oleh 45 Universitas yang ada di Indonesia, yang diselenggarakan sejak 25 Juli – 25 Agustus 2021.
Salah satu tim KKN, yaitu KKN Kebangsaan Posko 2 yang berlokasi di Desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi turut mengadakan kegiatan sosialisasi terkait dengan nilai-nilai nasionalisme di lingkungan sekolah.
Awal dicetusnya kegiatan ini dilatarbelakangi dari keberagaman suku siswa/siswi yang ada di lingkungan sekolah Desa Pematang Rahim.
Kelompok ini sendiri beranggotakan 13 orang mahasiswa/mahasiswi dari Universitas yang berbeda di bawah naungan Ibu Novita Sari, S.E., M.M. dan Bapak Ade Perdana Siregar, S.E., M.M.
Lebih lanjut, kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Salman Alfarisi, Desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, dengan diikuti oleh siswa/siswi MA Salman Alfarisi Desa Pematang Rahim.
Siswa pun nampak sangat antusias mengikuti sosialisasi yang diberikan oleh peserta KKN. Kegiatan ini dilatarbelakangi dari keberagaman suku siswa/siswi tersebut.
Salah satu alasan dipilihnya tema Nasionalisme dalam kegiatan sosial ini, dikarenakan nilai nasionalisme sangatlah penting untuk ditanamkan sejak dini, serta nalurinya bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai nasionalisme.
Nilai-nilai nasionalisme ini menjadi salah satu nilai penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Indonesia.
Indonesia yang terkenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika karena kekayaan adat istiadat, agama, budaya, ras dan keberagaman lainnya.
Bhinneka Tunggal Ika menuntut masyarakat Indonesia untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Kondisi ini harus disadari oleh masyarakat agar terciptanya kehidupan yang harmonis, aman dan tentram. Karena hal tersebut, maka perlunya pendidikan sejak dini tentang nilai-nilai nasionalisme dalam bermasyarakat, hal tersebut dalam rangka untuk memupuk rasa saling toleransi dan cinta tanah air, sebagai pedoman hidup.
Selain itu, juga dikarenakan manusia termasuk makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan bertetangga (bermasyarakat).
Desa Pematang Rahim memiliki daerah yang dihuni oleh suku asli dan pendatang. Warga desa tersebut berasal dari suku Melayu, Jawa, Banjar, dan Bugis.
Menurut Muhammad Dong selaku Kepala Desa Pematang Rahim kehidupan masyarakat di desa ini walaupun memiliki suku yang berbeda-beda, namun mampu beradaptasi antara suku satu dengan yang lainnya.
“Walaupun ada beragam suku di Desa Pematang Rahim ini, namun masyarakatnya mampu beradaptasi dengan baik antar sesama, sehingga terciptalah kehidupan yang harmonis dan damai,” ujar Muhammad Dong.
Hal ini menunjukkan sikap toleransi yang terkandung dalam nilai-nilai nasionalisme secara tidak sadar telah berhasil ditanamkan oleh masyarakat setempat.
Tim KKN Kebangsaan Posko 2 pun berharap melalui kegiatan ini mampu dijadikan sebagai edukasi dan penanaman nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan bagi siswa/siswi, sehingga menjadi bekal nantinya dalam bermasyarakat baik di manapun mereka berpijak.
“Nalurinya bermasyarakat haruslah orang yang mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan orang baru maupun lama yang memiliki persamaan dan perbedaan, sehingga dapat terciptanya kehidupan yang harmonis,” salam Tim KKN Kebangsaan Posko 2 Tahun 2021.
(Ari/Red LPM UBB)