Ditulis ulang oleh : Gumiwang Aji Darma
Pada suatu ketika, seorang imam bernama Ja’far Ash-Shadiq hendak untuk melakukan wudhu. kemudian beliau meminta tolong kepada seorang budaknya untuk membawakan sebuah bejana berisi air kepadanya.
Ash-Shadiq pun meminta agar si budak untuk menuangkan air tersebut kepada kedua tangannya. Namun secara tak disangka-sangka bejana yang keras dan berat itu terjatuh dari atas dan menimpa wajah dari Ash-Shadiq, sehingga menyebabkan wajahnya terluka.
Sambil kesakitan, dengan wajah yang merah padam Ja’far menatap tajam dan bersiap untuk memarahi kecerobohan budaknya tersebut. Dengan rasa takut akan dimarahi dan diberikan hukuman oleh tuannya kemudian hamba sahaya tersebut tiba-tiba membaca sebuah ayat Al-Qur’an :
Budak : “Barangsiapa menahan amarahnya?”
Ja’far : Aku telah menahan amarahku, tukasnya
Budak : “Dan yang mengampuni kesalahan orang lain”
Ja’far : Iya, engkau telah aku ampuni
Budak : “Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,” kata budak dengan penuh harap.
kemudian Ja’far mengatakan sesuatu yang tak diduga-duga oleh si budaknya.
Ja’far : Pergilah, engkau sudah merdeka sekarang. Demi Allah Azza Wa-Jalla, ambillah 1000 Dinar ini dariku.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 134)
Referensi :
- Al-Qur’an
- Golden Stories (Hlm. 33)
- Bahrud Dumu’ (Hlm. 173-174)