Kasus pasien Covid-19 yang semakin meningkat setiap harinya, membuat rakyat menderita setiap waktunya. Pandemi yang membuat kegiatan diluar dibatasi, pendapatan yang tak menentu lagi, ditambah lagi jika ada sanak keluarga yang terkena virus ini. Mereka harus terus bangkit ditengah penderitaan dan kesedihan yang silih berganti datang menghampiri. Ditinggal keluarga yang meninggal Covid sudah membuat panjang penderitaan yang dialami. Ditengah pandemi yang membuat rakyat semakin miris adalah terungkap fakta bahwa pejabat daerah sebagai pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi (monev) atas pemakaman Covid honor, padahal posisi mereka adalah lembaga negara yang memang harus melakukan monitoring. Yang tidak etis dan tidak masuk akal adalah honor yang mereka terima sangat bernilai fantastis.
Dikutip dari laman Kompas.com bahwa sejumlah pejabat yang tergabung dalam tim pemakaman jenazah Covid-19 di Kabupaten Jember menerima honor sebesar Rp 70.500.000 oleh masing-masing pejabat. Besaran honor yang diterima tersebut dihitung dari banyaknya kematian pasien Covid-19 dan diberikan atas dasar SK Bupati Nomor 180.45/107/1.12/2021 tertanggal 30 Maret 2021 tentang struktur tim pemakaman jenazah Covid-19. Untuk setiap pasien Covid-19 yang meninggal mereka menerima honor Rp 100.000 , semakin banyak jumlah pasien Covid-19 yang meninggal maka honor yang diterima semakin besar. Jumlah honor yang fantastis itu diperoleh dari rentang waktu Juni hingga Juli 2021, saat itu kasus kematian akibat Covid mengalami lonjakan. Adapun pejabat yang menerima honor tersebut adalah Bupati, Sekretaris Daerah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, hingga Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember. Total honor yang diterima oleh empat orang tersebut mencapai Rp 282.000.000.
Perolehan honor pun menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya anggota Pansus Covid-19 DPRD Jember Hadi Supaat. Dia menilai bahwa jumlah honor tak rasional padahal para pejabat tersebut juga sudah mendapatkan tunjangan diluar gaji. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra juga mengkritisi para pejabat daerah yang menerima honor pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintah dan melayani publik dengan baik. Anggota DPRD Jember Tabroni juga menyoroti kejanggalan dari aturan pemberian honor. Kejanggalan pertama, Wakil Bupati juga masuk sebagai tim tetapi tidak mendapat honor. Dia menilai honor lebih tepatnya diberikan kepada petugas lapangan yang langsung menangani jenazah. Jika hanya sekedar monitoring tidak perlu dibayar.
Bupati Jember, Hendy mengakui menerima honor tersebut tetapi honor yang diterima diberikan kepada warga tak mampu yang keluarga nya meninggal karena Covid. Tetapi karena jumlah uangnya sedikit sementara yang terdampak Covid jumlahnya ribuan maka seluruh pejabat yang menerima honor tersebut mengembalikan uang nya ke kas daerah. Beliau juga tidak menyangka jika mendapatkan honor sebesar itu. Jika honor yang didapat besar maka yang meninggal banyak mereka juga tidak mengharapkan itu.
Bisa kita lihat bahwa hal ini sangat tidak pantas, penderitaan rakyat dan kesedihan keluarga korban yang meninggal karena Covid yang masih belum usai, masih ada saja pejabat yang menikmati keuntungan ratusan juta. Banyak rakyat yang kelaparan, karena pendapatan yang tak tentu. Banyak yang menderita, karena pemerintah seakan buta. Dengan jabatan yang sudah selayak itu, dengan gaji yang bisa mencukupi, masih tega menerima uang yang seharusnya untuk mengisi perut rakyat yang berusaha bertahan ditengah pandemi. Tak manusiawi walaupun sempat berdalih bahwa honor langsung diberikan kepada rakyat yang terkena Covid-19 ini. Kita memang tidak tau apa yang terletak pada hati manusia, tetapi sebagai seorang manusia yang memiliki hati nurani tak sepantasnya menerima uang yang seharusnya menjadi hak bagi rakyat yang membutuhkan. Menari-nari di atas penderitaan rakyat. Kepada siapa rakyat berharap jika bukan kepada pemimpin yang mereka harap bisa memberi bantuan walau hanya cukup untuk makan. Penderitaan rakyat sudah cukup banyak, jangan tambahkan dengan kenyataan yang membuat mata mereka menangis hebat dan hati mereka menahan sakit.