Oleh : Gumiwang Aji Darma
Detik-detik menjelang bulan Ramadhan 1443 Hijriah sudah didepan mata, hanya dalam hitungan beberapa hari lagi, hari yang ditunggu-tunggu kaum mu’minin akan segera tiba. Dimana pada bulan ini umat Islam di seluruh penjuru bumi melaksanakan rukun Islam ke-4 yakni berpuasa di bulan Ramadhan. Maka tentunya diperlukan persiapan yang mumpuni baik itu kesehatan, psikis, dan kesabaran agar bisa memaksimalkan perolehan amalan yang kita cita-citakan.
Ramadhan juga merupakan bulan dimana setiap Insan, berlomba-lomba untuk menyebarkan kebaikan, dengan bersedekah, bertadarus, serta berdakwah, baik secara langsung di kehidupan nyata, maupun di dunia maya. Karena pada bulan Ramadhan akan terjadi fenomena perubahan besar-besaran terhadap konten-konten yang ada di media sosial, bahkan termasuk stasiun televisi, dimana konten-konten syiar terkait bulan Ramadhan akan naik pamornya mengalahkan isu-isu yang ada.
Di bulan Ramadhan, orang-orang tidak hanya menjaga diri dari larangan-larangan seperti menahan nafsu makan, menjaga pandangan, lisan dan hati saja, namun termasuk juga menjaga ujung jari dan amarah kita. Seringkali ketika kita berpuasa di bulan Ramadhan dikegiatan sehari-hari, kita tetap menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa hanya di dunia nyata saja, namun ternyata di media sosial, kita masih sering melakukan aktivitas memposting konten makanan di siang hari, memproduksi berita hoax, melakukan ghibah (membicarakan aib orang lain), mencibir orang lain, bahkan sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di media sosial. Yang tentunya menghilangkan esensi dari kemurnian ibadah puasa itu sendiri. Oleh sebab, itu disini penulis mencoba mengkaji bagaimana kiat-kiat kita agar bisa menjalani ibadah puasa dengan menjadi warga negara digital yang baik.
Mike Ribble dalam penelitiannya terkait “9 element of digital citizenship” mengklasifikasikan setidaknya terdapat 9 elemen yang harus warga negara kuasai, agar bisa menjadi warga negara digital yang baik. Dimana diantaranya terdiri dari; Akses Digital (Digital Acces), Etika Digital (Digital Etiquette), Hukum Digital (Digital Law), Literasi Digital (Digital Literation), Komunikasi Digital (Digital Communication), Perdagangan Digital (Digital Commerce), Hak dan Tanggung Jawab Digital (Digital Right and Responsibility), Kesehatan dan Kebugaran Digital (Digital Health and Wellness) dan Keamanan Digital (Digital Security).
Setidaknya dibutuhkan etika digital (digital etiquette) ketika seseorang akan menyelam di dunia maya. Dalam bermedia sosial di bulan Ramadhan hendaknya para netizen agar memilah petikan dengan penggunaan frasa yang baik dan sebisa mungkin menjauhkan diri dari penyebutan kata-kata dengan makna yang kasar, hal ini agar apa yang kita tulis tidak sampai melukai atau merugikan beberapa pihak tertentu.
Selain itu diperlukan juga pemahaman terkait literasi digital (digital literation) dalam bermedia sosial. Sangat penting bagi seorang penggiat media sosial untuk memiliki ma’lumat sabiqoh (informasi sebelumnya) sebelum ia membuat suatu konten ataupun tulisan di media sosial. Hal ini tentunya akan menjadikan konten yang ia buat menjadi lebih berbobot dan dapat menghindarkan diri dari aktivitas penyebaran berita bohong (hoax), dan juga dengan menyampaikan materi yang baik diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas puasa kita di bulan Ramadhan.
Dimasa bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas komunikasi digital (digital communication) yang tentunya dapat dijadikan sebagai sarana penyambung tali silaturahmi dengan orang-orang terdekat, misalkan keluarga, sanak saudara serta kerabat-kerabat dekat kita. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda melalui hadist Imam Bukhori, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” Bahkan Allah pun berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10 “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Untuk semakin memantapkan ibadah kita di bulan Ramadhan, sekarang sudah sangat banyak platform-platform digital yang menyediakan akses digital (digital access) berupa wadah untuk para netizen untuk bersedekah secara digital. Dengan hanya duduk dan menggerakkan jari-jari kita saja, kita sudah bisa berdonasi di bulan Ramadhan. Selain itu, bisa juga kita cari platform yang secara khusus bertujuan untuk membagi-bagikan santapan berbuka bagi anak-anak di panti asuhan, orang-orang miskin, ataupun memberikan santapan untuk orang-orang yang ada di masjid. Selain itu, juga dengan adanya platform-platform ini, kita juga dapat mencari pahala jariyah dengan melakukan donasi kepada pembangunan masjid atau pondok-pondok pesantren, yang membina para penghapal Al-Qur’an.
Kemudian, alangkah baiknya sebelum tiba bulan Ramadhan 1443 hijriah, kita dapat berlatih untuk memperbaiki tajwid Al-Qur’an yang dimana bisa kita akses di internet baik itu berupa kelas tahsin online ataupun hanya sekedar menonton video dakwah di YouTube, agar persiapan kita untuk beribadah menjelang Ramadhan semakin mumpuni.
Yang tak kalah penting, juga tidak lupa agar kita memperhatikan kesehatan dan kebugaran digital (digital health and wellness) dimana kita harus mendahulukan kepentingan di kehidupan dunia nyata dan tidak selalu terpaku kepada gadget-gadget yang kita miliki. Selama beribadah di bulan Ramadhan, sebaiknya kita batasi penggunaan gadget yang kita miliki hanya sebatas sebagai kebutuhan saja, agar tidak selalu fokus kepada kehidupan didunia maya saja.
Untuk menjadi warga negara digital yang baik di bulan Ramadhan sangatlah mudah, asalkan kita dapat selalu memperhatikan hak dan kewajiban digital kita kepada orang lain. Pada akhirnya penulis berharap semoga pada Ramadhan 1443 Hijriah ini dapat menjadikan kita sebagai insan yang berakhlakul karimah dan senantiasa menjadikan diri kita penuh abdikan untuk mendapatkan ridho Allah SWT.