Oleh : Wahyu
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia, melalui pendidikan kita bisa menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan dilakukan dengan sistem pengajaran, pelatihan ataupun dengan melakukan penelitian. Pendidikan itu sendiri dibagi menjadi 3 yakni formal, nonformal dan informal. Jika berbicara mengenai pendidikan mungkin hal yang terlintas di otak kita adalah sekolah. Iyaps, sekolah. Baik itu SD, SMP, SMA maupun tingkat Perguruan Tinggi. Banyak pengalaman yang akan menjadi cerita menarik tersendiri selama menimba ilmu. Pergi sekolah pagi pulang siang belum lagi ditambah Les/Eskul, memakai seragam, melakukan upacara bendera, senam, belajar bersama, bermain dengan teman di Sekolah, pergi ke kantin dan bagi mereka yang mahasiswa, selain belajar teori di kelas mereka juga melakukan praktek dan sesekali duduk di kafe atau warung sebelah kost untuk rapat organisasi duduk bercengkrama menghilangkan penat sambil minum kopi. Bagi mahasiswa baru mereka mulai belajar hidup jauh dari orang tua, jadi anak kost dan mengalami krisis keuangan di tanggal tua, yang mana sarapan digabung makan siang, malamnya nyeduh mie instan. Namun bagaimana dengan pendidikan di tengah pandemi ini?
Tentu saja, tahun 2020 menjadi tahun pertama bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan dan bagi mereka yang baru saja mendaftar sekolah atau mahasiswa baru.
Meskipun sudah memasuki masa new normal, pembatasan interaksi seperti physical/social distancing tetap harus diterapkan demi pencegahan dan penekanan penyebaran covid-19 menjadikan pendidikan dilakukan di rumah saja yakni via online/daring. Terkhusus Bagi mereka yang baru saja mendaftar sekolah atau ke Perguruan Tinggi, Mereka tidak bisa merasakan bagaimana keseruan dan kelucuan yang mungkin menjadi moment yang tidak terlupakan dan akan menjadi bahan cerita nantinya. Pada umumnya mereka siswa/mahasiswa ketika baru petama kali masuk akan merasakan yang namanya Ospek/PKKMB. Selama kegiatannya banyak hal yang kita bisa dapatkan seperti bersosialisasi, interaksi dan menambah relasi dengan orang- orang baru, berdiri panas panasan ketika ada pengumuman, dan belum lagi dipusingkan dengan segala keperluan.
Dalam proses belajar mengajarpun biasanya dilakukan di dalam kelas, belajar dengan cara berinteraksi langsung dengan teman, guru atau dosen, kini dilakukan secara online. Hal ini tentu saja cukup meresahkan bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan dan dinilai kurang efektif. Bagaimana tidak ? Proses belajar mengajar yang pada umumnya dilakukan di sekolah atau kampus kini siswa dan mahasiswa belajar dari rumah. Ada beberapa hal yang menjadi kendala, dan keresahan ketika proses belajar dan mengajar, diantaranya jika menjelaskan secara online ada saja materi yang belum dipahami dan kurang leluasa jika ingin bertanya mengenai materi tersebut, terlebih jika mata pelajaran/mata kuliah yang notabennya adalah hitungan dan praktek. Selain kuota internet susahnya akses internet menjadi kendala bagi mereka yang tinggal di daerah pelosok, jangankan untuk melakukan kuliah yang biasanya dengan menggunakan salah satu aplikasi, untuk mengumpulkan tugaspun sering telat dikarenakan sinyal yang kurang mendukung. Bukan hanya itu, adanya pandemi ini mereka yang masih sekolah kenaikan kelas ditentukan oleh nilai tugas yang diberikan selama belajar di rumah, kemudian dikumpulkan ke guru yang bersangkutan, padahal sebenarnya belajar dari rumah tidak ada yang menjamin anak paham dengan tugas yang diberikan tanpa penjelasan dari seorang guru, belum lagi jika keluarganya yang mungkin juga kurang paham mengenai materinya, atau mungkin orang lain yang bikin tugas, sedangkan yang anaknya justru sibuk bermain.
Meskipun demikian, jangan lupa berdoa agar pandemi segera berakhir, jangan lupa bersyukur dan ambil hikmah selama pandemi ini. Selama pandemi ini kalian bisa berkontribusi bergabung dengan relawan untuk melakukan kegiatan sosial, seperti bagi-bagi sembako, masker bagi mereka yang membutuhkan. Selain itu kalian juga memiliki lebih banyak waktu untuk bisa memanfaatkan dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan berbakti kepada orang tua. Tak lupa ucapan semangat bagi mereka mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan tugas akhir (Skripsi) sebagai syarat lulus untuk memperoleh gelar sarjana, terbatasnya bimbingan via online, ke lapangan untuk melakukan penelitian, seminar proposal dan sidang skripsi yang dilakukan via online dan juga ucapan selamat dan salam sukses bagi kakak tingkat yang sudah melakukan Yudisium, menunggu moment bersejarah dan bahagia yakni wisuda yang tertunda sampai waktu yang belum tahu sampai kapan.
Terakhir, pesan dari penulis. Kalimat yang harus diingat bahwa pandemi jangan menjadi halangan untuk menggapai mimpi. Kini berdiam dirilah sambil menyeruput hangatnya kopi di pagi hari. Biarkan yang maha kuasa yang berbicara, ia yang membuat pintu, ia yang membuat gembok, ia juga lah yang membuat kunci. Meskipun banyak rencana yang tertunda/gagal. Jangan sedih dan jangan lupa bahwa rencana Tuhan adalah luar biasa. Sebab, Tuhan memiliki sikap tersendiri atas rasa sayang, menempa dan memberi manusia pemahaman. Lalu pada kehendaknya yang MAHA segalanya, apa yang bisa dibuat selain pasrah lewat munajat kecil yang nyatanya takkan berdaya atas kuasanya. Semangat belajar, Semoga pandemi segera berakhir, agar aktivitas kembali seperti biasanya, bisa belajar di sekolah/kampus seperti biasanya, mencerna materi agar tidak ada kalimat bahwa gelar tak menjamin kompetensi.
(Wahyu/Red LPM UBB)