Tanaman Anggrek Dendrobium spp dengan berbagai macam keragaman warna bunga, dokumentasi pribadi (Kebun Penelitian Dan Percobaan Universitas Bangka Belitung)

By: AGROTEKNOLOGI UBB 21

Tanaman anggrek saat ini banyak digemari oleh masyarakat indonesia sebagai tanaman hias, jenis-jenis tanaman anggrek banyak dijumpai yaitu dendrobium spp, Tanaman anggrek merupakan tanaman yang banyak di budidayakan dan memiliki kelamin ganda atau hermaprofit. Tanaman yang berkelamin ganda adalah tanaman yang memiliki serbuk dan putik dalam satu organ yang sama. Penyerbukan pada tanaman anggrek terjadi ketika organ kelamin jantan (anther) menempel pada organ kelamin betina (stigma) dan membentuk style sehingga terbentuknya buah tanaman anggrek.

Dendrobium spp banyak digemari karena memiliki bentuk dan warna yang bervariasi, serta hadirnya varietas-varietas baru dengan penampilan yang menarik serta indah. Varietas ini akan muncul apabila dilakukan proses persilangan sehingga bunga yang dihasilkan oleh anggrek dendrobium memiliki keanekaragaman, seperti warna bunga ungu putih, warna bunga ungu kuning dan lain-lain. Banyaknya varietas serta warna bunga yang beragam mengakibatkan dampak yang parah. pemuliaan tanaman dan pencinta tanaman anggrek melakukan kegiatan lebih lanjut melalui hibridisasi, dan hibrida baru akan tercipta di masa depan (Lestari et al., 2022).

Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan melalui proses persilangan. Persilangan pada tanaman anggrek dapat terjadi secara alamiah dengan mengandalkan bantuan dari serangga, sedangkan cara buatan dapat melibatkan bantuan manusia. Persilangan dengan bantuan manusia memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan secara alami. Hal ini disebabkan oleh lingkungan dan perlakuan yang terkontrol, proses persilangan tanaman anggrek meliputi dua cara yang mudah yaitu selfing dan crossing.

Proses persilangan ini sanggat mudah dilakukan bagi para pemula yang ingin mendapatkan tanaman hibrida anggrek, proses Selfing merupakan proses perkawinan yang dilakukan dengan cara meletakkan pollen pada stigma yang bersal dari satu bunga, satu tanaman dalam satu spesies. Salah satu contoh anggrek yang sering digunakan dalam proses selfing yaitu Dendrobium alba. Persilangan bunga anggrek dapat terjadi secara penyerbukan sendiri (selfing), karena tanaman anggrek memiliki bunga dengan struktur khusus, sehingga proses selfing tidak mungkin dilakukan. Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan serangga atau manusia, proses Crossing merupakan perkawinan yang dilakukan dengan meletakkan pollen stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda pada spesies tanaman yang sama, misalnya Denrobium alba x Dendrobium albertisi. Teknik penyerbukan buatan sendiri pada crossing pada dasarnya sama dengan teknik selfing, yaitu mengambil polen dari bunga spesies anggrek dan meletakkan pada putik pada spesies anggrek lain (Dewanti et.al 2020).

Persilangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti tusuk gigi sebagai alat peletak meletakkan pollen pada stigma sehingga bunga dapat membuahi, dilakukan pelebelan untuk melihat identitas waktu persilangan tanaman.

Proses Persilangan
Crossing
Proses Persilangan Selfing
Hasil persilangan setelah berhasil dilakukan persilangan Crossing
Hasil persilangan setelah
berhasil dilakukan persilangan
Selfing

Pada perakitan kali ini keberhasilan persilangan tanaman anggrek menggunakan teknik selfing menunjukan keberhasilan 46, 15% dari 13 tanaman dan perakitan menggunakan teknik crossing menunjukkan keberhasilan sebesar 44,44% dengan jumlah tanaman yang dilakukan teknik crossing sebesar 9 tanaman tanaman yang dilakukan persilangan.

Keberhasilan dalam persilangan dapat dikategorikan berhasil apabila bunga anggrek menunjukkan bakal buah terlihat masih segar, berwarna hijau, dan pada bagian pangkal tangkai bunga terlihat membesar. Beberapa hari kemudian, bagian perhiasan bunga akan terlihat semakin layu. Bunga anggrek yang telah mengalami penyerbukan, bagian perhiasan bunganya akan layu. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio di dalam biji. Bila zigot telah terbentuk, pada saat itu pula dapat dikecambahkan atau ditumbuhkan secara in vitro atau teknik kultur jaringan (Widiastoety et.al 2010

Perakitan ini tidak 100% berhasil dikarenakan beberapa banyak faktor penghambat dalam perakitan tanaman anggrek, kegagalan perakitan bisanya dipengaruhi oleh tanaman itu sendiri. seperti tanaman belum siap untuk dilakukan persilangan, ketidakcocokan antara polen dan stigma pada bunga yang disilangkan. Ketidakcocokan ini dapat dikendalikan oleh keadaan lingkungan, genetik, dan faktor fisiologis. Ketidakcocokan yang terjadi sebelum fertilisasi (pembuahan) dapat dikatakan sebagai ketidakcocokan prezigotik atau ketidak mampuan untuk menyebrang. Sedangkan ketidakcocokan yang terjadi setelah fertilisasi dapat dikatakan sebagai postzigotik (Darmawati et.al 2021)

Keberhasilan proses silang dalam setiap spesies mungkin saja mengalami perbedaan bergantung pada spesies yang disilangkan. Keadaan polen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu persilangan. Kompatibilitas suatu kemampuan persilangan dalam membentuk buah. Persilangan dikatakan kompatibel jika dapat menghasilkan buah, hal ini dapat terjadi karena adanya kecocokan antara polen dan stigma yang disilangkan (Lestari dan Deswiniyanti 2017)

Daya kompatibilitas adalah persentase kemampuan membentuk buah, sedangkan daya fertilitas adalah kemampuan terjadinya fertilisasi (pembuahan) (Hartati et. al 2014). kategori persilangan dendrobium pada perakitan ini memiliki sifat kompatibel Sebagian, hal ini diduga induk Jantan dan betina masih mengalami kecocokan sehingga putik dan serbuk sari dapat melakukan penyerbukan, persilangan ini menghasilkan bunga yang layu dan berhasil sehingga tingkat kompatibilitas tanaman anggrek dendrobium berdasarkan klasifikasi dapat dikatakn kompatibel Sebagian (Hartati, 2015).

Bagaimana kita dapat melihat Tingkat kompatibilitas persilangan anggrek yang dilakukan teman-teman? Tingkat kompatibilitas dapat dilihat berdasarkan klasifikasi persilangan (Hartati, 2015) yaitu: 1.) kompatibel penuh jika persilangan menghasilkan buah di atas 60%, 2.) kompatibel sebagian, jika buah yang dihasilkan antara 30 – 60%, dan 3.) inkompatibel penuh jika hasil persilangan di bawah 30%.

Tanaman anggrek harus dilakukan perawatan yang terbaik untuk menghasilkan bunga tanaman yang indah dan mempesona, perawatan tanaman anggrek dapat dilakukan dengan pemberian pupuk dan penyiraman setiap hari pada siang dan pagi hari, tanaman anggrek dianjurkan untuk tidak diletakan langsung menyentuh tanah dan lebih baik apabila tanaman anggrek diletakan dengan cara menggantung bersama media tanam dapat berupa pot yang telah terisikan sekam kelapa dan arang ataupun pecahan genteng rumah. Menanam anggrek selain untuk konservasi juga sebagai bentuk kontribusi kita dalam menambah pasokan oksigen dan juga menambah estetika taman di lingkungan kita. Jadi tunggu apalagi, yuk kita hijaukan lingkungan sekitar kita dan perindah dengan anggrek.

Referensi

Hartati, S. 2015. Analisis Keragaman Genetik Tetua dan Hasil Persilangan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) (Disertasi).

Darmawati, I.A.P., I.A. Astarini, H. Yuswanti, dan Y. Fitriani. 2021. Pollination compatibility of Dendrobium spp. orchids from Bali, Indonesia, and the effects of adding organic matters on seed germination under in vitro culture. Biodiversitas, 22(5): 2554-2559

Widiastoety D, Solvia N dan Soedarjao M. 2010. Potensi anggrek dendrobium dalam meningkatkan variasi dan kualitas anggrek bunga potong. Jurnal Litbang pertanian, 29(3) :101-106.

Dewanti P, Wafa A, Handoko F, Sasmita DH. 2020. Buku modul pelatihan. Budidaya anggur secara in Vitro. In UPT agrotechnopark. Universitas jember

 Lestari, N. K. D., Deswiniyanti, N. W., & Virginia, N. M. (2022). Karakter Morfologi Bunga Anggrek Dendrobium Hibribida Hasil Persilangan Tetua Anggrek Spesies Dendrobium stratiotes Rchb.f. In Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (pp. 427-434). Denpasar, Indonesia: Universitas Dhyana Pura.

Lestari, N.K.D. dan N.W.Deswiniyanti. 2017. Kompatibilitas Persilangan Self dan Iinterspesifik Anggrek Phalaenopsis pulcherrima (Lindl.) J. J. Smith. Jurnal Media Sains, 1(1): 32-36.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *