Ilustrasi: medium.com

Annisa Pratiwi, Mahasiswi Ilmu Kelautan (Juara 2 Menulis Opini Aempiksi diselenggarakan: BEM FPIK IPB)

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki lebih dari 17.504 ribu pulau dan hanya sekitar 7.000 pulau yang ada penghuninya. Oleh sebab itu, Indonesia disebut juga sebagai negara maritim. Berdasarkan data yang sudah disepakati, bahwa luas wilayah kedaulatan terdiri dari Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan seluas 3.110.000 km2, Laut teritorial 290.000 km2. Luas wilayah berdaulat, terdiri dari zona tambahan seluas 270.000 km2, Zona ekonomi ekslusif 3.000.000 km2, Landasan Kontinen seluas 2.800.000 km2. Luas perairan indonesia 6.400.000 km2 , Panjang garis pantai 108.000 km.

Dengan kondisi geografis sedemikian, Indonesia memiliki potensi maritim yang sangat besar. Oleh karena itu, Blue Economy menjadi sangat penting untuk menunjukan negara. Blue Economy adalah solusi dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya laut. Dengan mengintegrasikan pengetahuan dan teknologi terbaru, dapat menciptakan solusi-solusi baru dalam pemanfaatan potensi ekonomi di laut.

Lalu bagaimana peran mahasiswa, khususnya mahasiswa kelautan dalam menyikapi ekonomi, Blue Economy yang dicanangkan dan digunakan pemerintah? Menurut saya, sebagai mahasiswa, Mahasiswa harus mengambil peran sebagai berikut:

1. Sebagai mahasiswa kelautan kita harus aktif mensosialisasikan program blue economy ini kepada masyarakat karena sedikit sekali masyarakat tahu apa itu blue economy. Kita mahasiswa pun mungkin ada yang tidak tahu apa itu blue economy.

2. Sebagai mahasiswa kelautan kita hendaknya menjadi pelopor dalam mengembangkan blue economy melalui kajian dan penelitian sebagai contoh saya sekarang sedang menyusun skripsi dengan judul ”Rancang Bangun Alat Monitoring Penetasan Telur Penyu Semi-Alami (Turtle House) di Pulau Buku Limau, Belitung Timur” di mana skripsi ini juga masuk dalam blue economy sebagai bentuk alat teknologi penetasan untuk telur penyu.

3. Sebagai mahasiswa kelautan mari kita implementasikan blue economy dalam kehidupan masyarakat di manapun kita berada untuk mendorong percepatan pengembangan blue economy di kalangan masyarakat, dengan memperdayakan potensi-potensi yang berkaitan dengan blue economy di daerah di mana kita berada. Contoh di bangka, masyarakat desa kurau diberdayakan untuk membudidayakan ketam remangok, masyarakat kurau diberdayakan dalam pengelolaan hasil tangkapan ikan, udang, ketam, cumi-cumi menjadi makanan khas desa kurau.

4. Sebagai mahasiswa kelautan yang lebih dulu tahu akan potensi blue economy, mari ambil peluang dan kesempatan untuk menjadi pelaku usaha dalam mengembangkan blue economy. Indonesia mempunyai total kawasan konservasi sebesar 28,11 juta hektar, dengan target wilayah penetapan sebesar 10,7 juta hektar, dengan jumlah inilah maka diperlukannya strategi dan program yang memumpuni agar kawasan konservasi di Indonesia dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan potensi ini, maka Indonesia di masa mendatang dapat menjadi pusat pertumbuhan baru dan tumpuan harapan bagi keberlanjutan pembangunan, khususnya di sektor kelautan. Hal ini sejalan dengan tujuan ke-14 SDGs memuat aspek ekologi, di mana aspek penciptaan ekosistem laut yang sehat dengan pengurangan pencemaran laut, perlindungan, pemulihan ekosistem, dan konservasi.

Upaya konservasi di Indonesia diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024. Konservasi menurut UU RI Nomor 27 Tahun 2007 merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Konservasi yang berkelanjutan, mempunyai prinsip melindungi, menjaga dan melestarikan, dapat membantu pembangunan ekonomi Indonesia.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di sektor pembangunan maritim pada pilar Indonesia emas 2045 menjadi motivasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya konservasi kelautan di Indonesia.

Melalui tulisan ini, saya mengajak sekaligus menghimbau, khususnya mahasiswa kelautan untuk aktif mensosialisasikan blue economy kepada masyarakat, dan jadilah pelopor blue economy dengan mengadakan kajian dan penelitian. Kemudian implementasikan blue economy dalam kehidupan masyarakat di mana kita berada. Kalau bisa jadilah pelaku usaha dalam mengembangkan blue economy.

Peran serta akademis dalam memberikan pemahaman dan wawasan kepada masyarakat pesisir yang menggantungkan kehidupannya pada laut sangat dibutuhkan. Bila masyarakat tidak diberi pengetahuan dan wawasan tentang pembangunan berkelanjutan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan ekosistem laut, masyarakat yang menjadikan laut sebagai sumber daya penghasilannya hanya berpikir bagaimana cara mengeksploritasi laut untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.

Jika kita berpikir dua kali, kalau bukan kita, siapa lagi? yang bisa beperan aktif untuk menyikapi Blue Economy Indonesia sebagai poros ke maritiman Indonesia. Blue Economy adalah konsep pembangunan ekonomi yang menitik beratkan pada sumber daya laut secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan manusia, Tujuan utama untuk menjaga sumber daya laut tetap lestari.

DAFTAR PUSTAKA

https://bappenas.go.id/berita/bappenas-luncurkan-blue-economy-development- framework-for-indonesias-economic-transformation-NNTgJ, Diakses pada 21 November 2023.

https://graduate.binus.ac.id/2023/09/01/serba-serbi-blue-economy-di-indonesia/, Diakses pada 21 November 2023.

https://www.pushidrosal.id/berita/5256/DATA-KELAUTAN-YANG-MENJADI- RUJUKAN-NASIONAL–DILUNCURKAN/, Diakses pada 21 November 2023.

https://vokasi.ui.ac.id/web/blue-economy-sebagai-strategi-pengembangan- ekonomi-maritim-di-indonesia/, Diakses pada 21 November 2023.

Editor: Shanaia Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *