OLEH : NADIEN (DINAS LITERASI DAN ILMU HUKUM BEM FH UBB)

Peradaban bangsa Indonesia saat ini berada dalam suatu kondisi yang dinilai mengalami kemunduran berpikir pada tingkat yang sangat drastis. Kemunduran ini tidak hanya dari cara berpikir namun berperilaku dan juga material budaya yang mampu diciptakan dan dihasilkan dalam bentuk sebuah emansipasi karya seperti puisi, tarian, dan karya budaya lainnya yang dinilai elektabilitas dalam memberikan nuansa suasana kebatinan bagi seorang perempuan hebat lainnya sebagai sesuatu yang dipandang mampu bersifat menginspirasi orang banyak.

Tentunya, jika berkaca pada kondisi sekarang ini, hal yang mengundang keprihatinan bagi kita semua untuk bagaimana caranya menyambung perjuangan tongkat estafet ibu kita Kartini dalam menggerakkan emansipasi wanita di tengah zaman kemunduran seperti sekarang ini.

Sejatinya, peradaban merupakan suatu keadaan di mana hasil karya manusia dihasilkan melalui pemikiran dan perenungan tinggi, sehingga hasil karya tersebut membawa kepada suasana mendukung bagi kehidupan manusia untuk hidup dengan damai, tentram, saling percaya dan saling memelihara.

Hakikat suatu peradaban itu sendiri sebenarnya ialah digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK.

Penulis bepandangan bahwa, dahulu kala lahirnya sebuah peradaban emansipasi wanita yang dipelopori oleh Raden Ajeng Kartini dengan kutipannya yang termahsyur “Habis Gelap, Terbitlah Terang” ialah faktor pemerintahan yang bersifat primodialisme, di mana kala itu suatu pergerakan hasil pemikiran cemerlang wanita di zaman itu hanya bersifat kedaerahan dan dikekang untuk berpandangan dan berpikiran luas.

Selain daripada itu, nyatanya pengaruh globalisasi di era tersebut sudah dapat dirasakan dengan ditandai kemajemukan dari berbagai elemen masyarakat yang berasal dari Uni-Eropa Belanda yang mencampuri culture budaya wanita Indonesia. Atas dasar itulah tonggak sejarah lahirnya emansipasi wanita muncul.
Dengan lahirnya emansipasi wanita, memberikan sedikit warna melahirkan keberanian bagi generasi perempuan kala itu untuk mampu berkontribusi yang nyata dalam menciptakam sebuah karya melalui ide-ide yang cemerlang dan dipublikasikan kedalam bentuk sebuah media massa, sehingga apa yang menjadi dasar pemikiran wanita kartini di era-era tersebut mampu menginspirasi perempuan-perempuan lainnya.

Namun, seiring dengan kemajuan zaman. Kita memang saat ini berada dalam suatu zaman yang terbilang begitu canggih dengan kehebatan teknologi yang mutakhir. Segala bentuk usaha dan upaya yang dilakukan saat ini dibantu dengan kecanggihan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar pada tatanan arus globalisasi seyogyanya mampu mengubah sedikit pandangan setiap orang untuk berpikir, pasalnya boleh kita tau dengan diperalat dan dimanjakan oleh teknologi yang begitu memadai nyatanya membuat seseorang semakin malas untuk berpikir karena apa yang diinginkan begitu cepat dan mudah didapatkan dengan sekejap dengan bantuan teknologi.

Hal inilah yang sedikit demi sedikit memberikan dinamika kemunduran dalam berpikir bagi setiap orang untuk mampu menghasilkan karya-karya seni dan budaya yang bersifat materialistik seperti sebuah puisi, tarian, karya sastra lainnya serta karya tulisan yang mampu menggugah pemikiran orang banyak seperti pada era kartini terdahulu.

Dengan situasi dan kondisi saat ini, penulis berpendapat bahwa kita perlu untuk meregenerasi perempuan kartini saat ini untuk kembali menciptakan perempuan-perempuan hebat melalui kemampuan dalam berintelektual, beretika serta bermoral.

Sebenarnya, Indonesia saat ini juga memiliki perempuan-perempuan hebat dan berpengaruh seperti Maudy Ayunda salah satu contohnya. Namun, penulis berharap porsi perbandingan antara perempuan yang berdedikasi untuk negeri dan tidak harus lebih ditekankan dan lebih dikembangkan lebih banyak lagi untuk perempuan-perempuan yang berdedikasi tinggi melalui karya serta pemikirannya. Melalui peringatan kembali Hari Kartini pada tanggal 21 April ini, Bumi pertiwi Indonesia sangat mengharapkan untuk tidak kehabisan perempuan-perempuan hebat kartini seperti kartini-kartini terdahulu.

Dengan semangat dedikasi yang tinggi, serta jiwa mandiri dan berpikiran terbuka, mari perempuan hebat seluruh negeri ini kita kembali meramaikan pertiwi ini dengan melahirkan segala bentuk karya sebagai wujud emansipasi wanita di era peradaban saat ini yang terbilang peradaban di titik terendah.
Dengan berperilaku yang didasarkan pada pengetahuan moral dan etika, menciptakan perempuan tangguh yang siap menghadapi segala bentuk tantangan zaman dan dibekali dengan mental yang kuat.

Penulis berharap, melalui regenerasi perempuan kartini saat ini bisa menunjukkan pada dunia bahwa perempuan lokal Indonesia terbilang kredibelitas dalam segala hal dan tidak kalah bersaing dengan perempuan di seluruh negeri lainnya. Sebagai bentuk penghargaan hari terhadap tokoh R.A Kartini dalam mempelopori semangat pergerakkan bagi seluruh perempuan Indonesia sampai kapanpun.

(Nadien/RED LPM UBB)

By Mental

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *