Oleh : Gumiwang Aji Darma

Ramadhan 1441 H ini terasa sangat berbeda, pada Ramadhan tahun ini dunia sedang dilanda dengan adanya pandemi penyakit yang luar biasa. Suatu penyakit yang menguji rasa kemanusian dari seorang manusia. Suatu penyakit yang menguji keteguhan keimanan kita. Suatu penyakit yang membingungkan pemerintah terhadap langkah terbaik apa yang mesti dipilih seharusnya. Disatu sisi negara mesti mengatur perekonomian, namun disisi lain ada nyawa yang harus diselamatkan. Semuanya bingung dan panik. Lantas apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan sebagai umat Islam?

Masih teringat sangat jelas pada 20 April 2020 yang lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya kabar seorang ibu bernama Yuli asal kecamatan Serang Banten yang meninggal dunia diduga karena kelaparan dan tidak makan selama 2 hari ditambah lagi efek dari pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Secara Besar) yang menyebabkan ibu tersebut tidak dapat bekerja sehingga tidak dapat mencari nafkah. Sangat disayangkan memang karena padahal beberapa hari sebelumnya almarhumah sempat disiarkan di salah satu acara TV sebagai narasumber untuk diwawancara. Yang menyayat hati adalah bahkan setelah ibu Yuli tersebut masuk TV masih tidak ada satu orang pun yang peduli ataupun memberikan bantuan. Dimanakah para tetangga nya? dan Dimanakah kita?

Kisah dari ibu Yuli tersebut tentunya menggugah rasa iba kita, banyak warganet yang menyayangkan kejadian tersebut, banyak pula yang bersimpati dengan berkomentar di beberapa aplikasi media sosial dan mengatakan bahwa apabila ia tinggal di area perumahan Ibu Yuli, ia akan memberikan bantuan kepada ibu Yuli. Namun nasi sudah menjadi bubur, Ibu Yuli telah meninggal dunia dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi.

Para pembaca yang budiman, Bulan Ramadhan adalah bulan yang dimana setiap umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Lantas apa esensi dari puasa itu sendiri? Bukankah puasa hanya kegiatan menahan lapar dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari saja?

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, didalamnya terdapat begitu banyak keutamaan, diantaranya adalah berlipat gandanya pahala di setiap amal perbuatan yang kita lakukan, selain itu Ramadhan adalah bulan dimana pintu ampunan terbuka lebar, dan Ramadhan adalah bulan yang mustajab bagi setiap muslim yang memiliki hajat, karena di Ramadhan sendiri adalah salah satu waktu-waktu yang mustajab bagi setiap mukmin untuk berdo’a. Hal ini juga tertuang dalam hadist Rasulullah “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al-Bazaar).

Berpuasa di bulan Ramadhan bukanlah sekedar ibadah menahan lapar saja, berpuasa juga sebagai salah satu bentuk penumbuhan rasa kemanusiaan kita dengan mencerminkan diri kita terhadap apa yang dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu ketika merasakan kelaparan. Dengan begitu kita dapat senantiasa selalu bersyukur terhadap apa yang kita punya. Dengan berbuka puasa menjadikan kita senantiasa selalu mengingat agar selalu mencukupkan nikmat yang kita terima dari Allah SWT.

Ditengah guncangan covid-19 hari ini dapat pula menjadi peluang besar bagi kita untuk selalu beramal, dengan banyaknya pemberitaan buruk tentang covid-19 tentunya menggugah kita agar senantiasa bertekad untuk selalu menanamkan prinsip “khairunnas anfauhum linnas” yang rasulullah ajarkan, yang mana intinya Rasulullah mengajak kita untuk selalu menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (Hadist Hasan Al-Bani dalam Shahihul Jami’). Selain itu dengan Allah jaminkan akan melipatgandakan pahala kita dibulan Ramadhan tentunya akan semakin membuat kita bersemangat untuk selalu membantu sesama.

Dengan adanya covid-19 ini sendiri menyebabkan banyak orang terpaksa tidak bekerja ataupun keluar rumah melihat betapa berbahaya dan betapa mudahnya penyebaran virus yang satu ini. Lantas dengan tidak bekerja, besar kemungkinan bahwa diluar sana masih begitu banyak masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya selama bulan Ramadhan, bahkan untuk memenuhi sahur ataupun berbuka puasanya sekalipun.

Dengan begitu kita bisa memanfaatkan momen ini untuk bersama-sama menjalin ukhuwah dan bergotong-royong mencari keberkahan di bulan Ramadhan. Bagi mukmin yang mampu bisa beramal dengan membagikan sedekah jamuan makanan pada saudara-saudara kita yang membutuhkan, bisa itu sanak keluarga, tetangga, anak yatim atau bahkan saudara-saudara kita yang sedang tidak diperkenankan keluar rumah dikarenakan harus mengkarantina mandiri dirumahnya. Rasulullah mengatakan dalam HR. Tirmidzi No 807 yang mana berisi “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun juga”. Bayangkan apabila kita bisa memberi makan minimal 3 orang setiap hari selama bulan Ramadhan sudah betapa besar pahala yang kita Terima. Oleh karena itu mari kita berlomba-lomba membelanjakan harta kita demi kebaikan umat, InshaAllah Allah SWT akan menggantinya berkali-kali lipat jumlahnya.

Jangan sampai kejadian seperti kisah Ibu Yuli terulang kembali, mari kita bersama-sama bergotong royong agar tidak ada lagi kasus kematian karena kelaparan. Dengan bergotong royong saling berbagi InshaAllah akan menjadikan ibadah kita di bulan Ramadhan lebih berkah dan dapat semakin menekan penyebaran virus covid-19 ini agar semakin berkurang. Rasulullah sendiri mengibaratkan umat Islam seperti satu tubuh sebagaimana tercantum dalam hadistnya “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (H.R. Muslim)

Menurut hemat penulis dengan bersedekah kita dapat selalu senantiasa memberikan kebahagiaan kepada orang lain, dari sedekah kecil yang kita berikan InshaAllah akan berarti sangat besar bagi orang yang disedekahkan, karena sedekah dapat pula diibaratkan sebagai hadiah yang membahagiakan, bahkan Rasulullah sendiri berkata dalam hadist riwayat Baihaqi “sedekah adalah hadiah, saling beri hadiah kalian, maka kalian akan saling mencintai”. Dengan sedikit sedekah yang kita berikan tentunya akan menumbuhkan rasa cinta dan rasa kebahagiaan terhadap sesama. Apalagi apabila kita berbagi dibulan yang penuh berkah ini InshaAllah akan Allah balas dengan pahala yang tiada tara jumlahnya. Mari kita maksimalkan semangat ibadah kita di bulan Ramadhan 1441 H ini dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat, selalu jaga hubungan ukhwuah persatuan bangsa. Dan semoga bangsa dan negara kita selalu senantiasa dalam perlindungan Allah SWT.

(Red/LPM UBB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *