Balunijuk, LPM UBB – Permasalahan kontaminasi logam berat akibat aktivitas pertambangan timah kian menjadi sorotan karena menimbulkan berbagai permasalahan serius bagi lingkungan diantaranya yaitu dapat menyebabkan menurunnya kualitas air laut, rusaknya terumbu karang, rusaknya ekosistem pesisir, dan dapat terakumulasi ke biota laut. Jika biota laut yang mengkonsumsi logam berat berbahaya termakan oleh manusia, maka akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang lebih serius. Selain itu, aktivitas pertambangan juga merugikan secara sosial dimana terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya laut yang saat ini marak terjadi antara nelayan dan penambang. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, keberlanjutan ekosistem laut di Bangka Belitung akan terancam.
Melalui Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK), Mahasiswa UBB yang memperoleh dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KEMDIKBUDRISTEK) tahun 2021 menawarkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di laut Bangka Belitung. Tim yang beranggotakan Zomi (Kimia’18), Ike Nur Amanah (Kimia’18), Aan Pangestu (Teknik Pertambangan’18), Rafzan Miftaza Fahzeri (Manajemen Sumberdaya Perairan’18), dan Aryo Mutahari (Teknik Mesin’19) dengan didampingi Dosen Pembimbing Verry Andre Fabiani, S.Si. M.Si berhasil mewujudkan rancangan masa depan untuk selamatkan ekosistem laut di Bangka Belitung yang dituangkan dalam karya video.
“Karena keprihatinan kami terhadap berbagai permasalahan yang mengancam keberlanjutan ekosistem laut di Bangka Belitung, kami merancang solusi untuk menyelamatkannya. Solusi yang kami tawarkan kami namai Smart Integrated Marine Resource Management” ujar Zomi selaku ketua tim dalam proyek ini.
Smart Integrated Marine Resource Management merupakan konsep tata kelola pintar yang mengintegrasikan pemanfaatan sumber daya laut pada sektor pertambangan, perikanan, dan pariwisata yang berbasis komunitas, zonasi, dan teknologi. “Teknologi yang kami gunakan adalah filtrasi air berbasis nanoteknologi yang dapat menyaring dan menyerap limbah tailing yang mengandung logam berat berbahaya secara efisien. Sebelumnya teknologi ini berhasil membawa kami pada ajang PIMNAS 33 di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2020 kemarin, dan pada tahun ini kami kembangkan lagi untuk diaplikasikan pada teknologi pertambangan ramah lingkungan, tak disangka ide ini mampu membawa kami lolos di PIMNAS 34 tahun 2021 yang akan diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara” ungkap Zomi.
Smart Integrated Marine Resource Management mengimplementasikan zonasi berdasarkan Perda Babel No. 3 Tahun 2020 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K). Dengan adanya pembagian zona, diharapkan pemanfaatan sumberdaya laut menjadi lebih tertata. Namun, dalam prakteknya masih terdapat berbagai kekurangan karena tidak adanya pemantauan di setiap zona. Hal ini menyebabkan banyaknya pelanggaran pemanfaatan yang menimbulkan konflik yang serius.
“Berdasarkan hal itu, Smart Integrated Marine Resource Management melibatkan masyarakat untuk melakukan pengawasan implementasi di setiap zona di dukung dengan teknologi geospasial jenis remote sensing untuk mengumpulkan data dari sensor ruang angkasa melalui satelit dan Global Positioning System (GPS) yang dapat memberikan lokasi yang tepat. Dengan dukungan artificial intellegence yang dapat memantau secara otomatis dan mengirimkan data ke aplikasi smartphone untuk mempermudah aktivitas pemantauan” tambah Zomi.
Penerapan gagasan Smart Integrated Marine Resource Management diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya laut secara maksimal tanpa merugikan ekosistem laut dan sektor lainnya, sehingga memberi manfaat yang seimbang secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Gagasan ini diunggah pada kanal YouTube dan berhasil menarik perhatian para penontonnya. Sebanyak 90% penonton menyatakan sangat tertarik dengan konsep gagasan dan 80% penonton menyatakan sangat tertarik dengan visualisasi video yang disajikan. Selain itu, 79% penonton mengungkapkan bahwa gagasan ini sangat berpotensi untuk diimplementasikan dimasa depan.
Mereka berharap hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berperan merealisasikan gagasan ini seperti pemerintah, investor, akademisi, dan masyarakat setempat agar keberlajutan ekosistem laut di Bangka Belitung dapat terselamatkan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada Goal 14 Life Below Water dapat terwujud.
(Red LPM UBB)