LPM UBB, Balunijuk – Pada Kamis, 13 Agustus, International Class on Asian Community (ICoAC) 2020 kerjasama antara Universitas Bangka Belitung melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan One Asia Foundation, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang (baru-baru ini berganti nama menjadi Eurasia Foundation (From Asia), telah rampung diselenggarakan. Kegiatan ICoAC 2020 dimulai pada bulan Januari 2020 sebagai persiapan penyelenggaraan kegiatan, dan seleksi peserta (pre-test) pada bulan Februari 2020 serta pertemuan ke-1 dimulai pada tanggal 7 Februari 2020 hingga pertemuan ke-16 serta penutupan pada bulan Agustus 2020.


Dikarenakan kondisi pandemic COVID-19, pertemuan ke-8 yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2020 hingga pertemuan ke-16 dilaksanakan melalui daring menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting.
Kegiatan pertemuan ke-16 serta pemberian penghargaan kepada peserta ICoAC 2020 (Awarding Ceremony) dan penutupan kegiatan (Closing Ceremony) diselenggarakan di Ruang Rapat Besar, Gedung Rektorat, Kampus Terpadu Universitas Bangka Belitung, pada hari Kamis, 13 Agustus 2020, pukul 13.00 WIB. Penghargaan ini diberikan untuk memberikan apresiasi kepada peserta yang aktif dan berdasarkan indikator-indikator lainnya (hasil pre-test, post-test, dan lainnya). Penghargaan yang diberikan berupa beasiswa sebanyak 20 peserta, doorprize sebanyak 10 peserta, dan paket bantuan kuota internet sebanyak 30 peserta.


Dikarenakan jumlah peserta ICoAC sebanyak 150 peserta dan dalam rangka menerapkan protokol kesehatan, tidak semua peserta hadir di ruang tersebut. Peserta lainnya mengikuti kegiatan melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan bisa menyaksikan kegiatan melalui YouTube (Live Streaming).
Pertemuan ke-16 International Class on Asian Community 2020 memiliki tema yaitu “One Asia and One Value: Building the Commitment”.
Prof. Chung Joon-Kon (Senior Reearcher One Asia Foundation) dihadirkan sebagai Narasumber (Lecturer). Dr. (Cand) Dianni Risda, M.Ed. (Dosen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia), Advisor Academic of One Asia Foundation, sebagai penerjemah. Nurvita Wijayanti, M.Hum (Dosen Sastra Inggris FISIP Universitas Bangka Belitung) sebagai Moderator dalam pertemuan tersebut.


Dr. Nizwan Zukhri, M.M. (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Bangka Belitung), Dr. Sri Rahayu, M.H. (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Bangka Belitung), Jumnahdi, M.T. (Ketua LP3M Universitas Bangka Belitung), Dr. Fournita Agustina, M.Si. (Ketua LPPM Universitas Bangka Belitung), Sujadmi, M.A. (Dekan FISIP Universitas Bangka Belitung/Ketua Panitia ICoAC 2020), Dr. Dwi Haryadi, M.H. (Dekan Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung), serta dosen perwakilan dari beberapa fakultas di Universitas Bangka Belitung hadir dalam kegiatan Closing and Awarding Ceremony ICoAC 2020.

Why Asian Community Now? (Its Necessity & Meaning)

Penyampaian materi diawali oleh Prof. Chung Joon-Kon, peneliti senior Eurasia Foundation (sebelumnya One Asia Foundation), warga negara Korea Selatan, yang saat ini tinggal di Jepang. Penyampaian materi dilakukan melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Sebenarnya beliau memiliki keinginan yang kuat untuk datang berkunjung langsung ke Bangka Belitung, namun dikarenakan sesuatu dan lain hal, keinginan itu belum bisa diwujudkan.


Situasi pandemi COVID-19, menurut Prof. Chung Joon-Kon, akan membuat Generasi Muda mampu bertahan dan beradaptasi dengan pola kehidupan yang baru. Komunitas global pada umumnya, dikarenakan pandemi Corona, akan melakukan refleksi diri untuk kehidupan yang akan datang.


Stigma Generasi Tua terhadap Generasi Muda akan memiliki masa depan yang tidak jelas, tanpa harapan, menurut Prof. Cung Joon-Kon, merupakan sesuatu yang perlu diluruskan. Karena menurut beliau, justru Generasi Muda yang akan membawa kita menuju masa depan yang cerah. Hal ini disebabkan oleh pengaruh masa lalu sangat mengikat pada kehidupan Generasi Tua. Hal ini lah yang meyakini beliau bahwa Generasi Muda tidak begitu terikat pada masa lalu, dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi. Namun demikian, kehidupan sekarang merupakan hasil usaha atau kerja keras para pendahulu.


Selanjutnya, Prof. Chung Joon-Kon menjelaskan tentang alasan kita hidup (tujuan hidup). “100 tahun yang lalu, kita yang saat ini bertemu dalam pertemuan ini, belum ada. 100 tahun yang akan datang pun, kita semua yang hadir ini, sudah tidak ada lagi. Kita semua terikat oleh waktu yang sangat pendek”, ujar beliau. Oleh sebab itu, kita harus mewariskan masa depan yang baik untuk generasi selanjutnya.


“Kenapa One Asia Foundation dibutukan?” ujar Prof. Chung Joon-Kon. One Asia Foundation bertujuan untuk berkontribusi pada penghapusan semua konflik di dunia dan penciptaan masyarakat yang harmonis dan damai untuk semua orang di bumi.


Walaupun berbagai kegiatan One Asia Foundation jarang dipublikasikan di media massa / media online, namun saat ini One Asia Foundation menjadi sponsor dalam perkuliahan (Lecture Series) pada 600 Perguruan Tinggi di 55 negara di dunia.


“Saat ini sudah 430 Perguruan Tinggi yang telah menyelesaikan kegiatan Lecture Series yang disponsori One Asia Foundation, termasuk Universitas Bangka Belitung. 170 Perguruan Tinggi lainnya sedang melaksanakan persiapan untuk melakukan kegiatan Lecture Series”, jelas Prof. Chung Joon-Kon. Kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan di Asia, namun juga di seluruh dunia.


“Walaupun kegiatan perkuliahan (Lecture Series) ini tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan, namun pesertanya secara keseluruhan sangat antusias mengikuti perkuliahan ini”, tambah Prof. Chung Joon-Kon. Beliau juga mengucapkan terima kasih dan rasa bangganya kepada peserta ICoAC 2020 yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Bangka Belitung.


Selanjutnya, Prof. Chung Joon-Kon menjelaskan bahwa kehidupan di Asia banyak dipengaruhi oleh Eropa, namun kenyataannya tidak demikian. Negara-negara di Eropa sangat tertarik dengan komunitas Asia. Asia memiliki potensi yang luar biasa dan kekuatan yang besar.
Komunitas di Finlandia dan Spanyol, memiliki minat yang kuat terhadap komunitas Asia. Eropa tidak akan berkembang tanpa Asia. Sehingga sebenarnya terjadi interaksi dua arah antara komunitas Asia dan Eropa.
Berdasarkan pengalaman Prof. Chung Joon-Kon mengajar di lebih dari 400 Perguruan Tinggi di dunia, beliau menyimpulkan bahwa tanpa Asia, maka kita tidak akan mengetahui dunia.


Kemudian, sesi berikutnya adalah sesi tanya-jawab dimana peserta dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan yang sesuai dan relevan dengan tema yang disampaikan.
Closing and Awarding Ceremony

Dalam kesempatan ini, Dr. Ibrahim, M.Si, Rektor Universitas Bangka Belitung, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada One Asia Foundation, yang telah memberikan kesempatan kepada Universitas Bangka Belitung melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk menyelenggarakan International Class on Asian Community 2020. Beliau juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada peserta ICoAC 2020, baik peserta internal maupun nasional dan internasional, yang telah mengikuti rangkaian perkuliahan dari pertemuan ke-1 hingga pertemuan ke-16.


Ini merupakan kali kedua FISIP Universitas Bangka Belitung terpilih sebagai penyelenggara kegiatan Lecture Series yang disponsori oleh One Asia Foundation. Sebelumnya, FISIP Universitas Bangka Belitung juga menyelenggarakan kegiatan serupa pada tahun 2019.
Pelaksanaan kegiatan tahun 2020 dilaksanakan dalam bentuk Grant Course and Research bertajuk “Bridging The Difference of Identity and Constructing the Partnership Through Education Toward One Asia Community”. Ada 2 kegiatan utama dalam kerjasama ini yaitu 1) International Class on Asian Community, diselenggarakan sebanyak 16 pertemuan, dan 2) Penyelenggaraan International Conference on Social, Politics, and Humanities (ICOSOPH), yang akan diselenggarakan pada tanggal 30-31 Oktober 2020.

Sebanyak 20 peserta ICoAC 2020 mendapatkan penghargaan berupa beasiswa senilai USD 100. Penyerahan beasiswa diberikan oleh Rektor Universitas Bangka Belitung secara simbolis kepada 10 peserta ICoAC 2020. Selain beasiswa, 10 peserta juga mendapatkan doorprize, dan 30 peserta lainnya mendapatkan bantuan kuota paket internet.

(Diana/Agun/Red LPM UBB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *