LPM Alternatif – Pangkal Pinang, Di tengah hiruk-piruk peringatan International Women’s Day 2023, Lingkar Diskusi Gender LPM Alternatif turut mengadakan diskusi melawan tapi santuy dengan tema “Mengenal Kekerasan Berbasis Gender”. Diskusi tersebut dilaksanakan pada Rabu (8/3) di ‘Diskusi Kopi’ yang dimulai pada pukul 19.45 WIB.
Sebelum acara dimulai, peserta diminta untuk menggunakan gelang pita berwarna ungu. Hal ini dikarenakan ungu itu sendiri menyimbolkan tentang perjuangan keadilan gender.
Pemantik diskusinya diisi oleh Kevin Aryatama dan Lia Bonita Anggreini yang merupakan anggota dari Lingkar Diskusi Gender LPM Alternatif UBB. Kegiatan ini dimulai dengan pengenalan akan definisi kekerasan. Dilanjutkan dengan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang kemudian diteruskan dengan praktik berupa diskusi kelompok mengenai piramida kekerasan berbasis gender. Dalam penyusunan Piramida tersebut, peserta diminta menyusun tingkatan-tingkatan dalam kekerasan berbasis gender yang kemudian dipresentasikan secara langsung.
Tak hanya mendapatkan materi, mereka juga mengadakan sharing pengalaman terkait kekerasan berbasis gender yang dialami sendiri atau pernah dilihat di lingkungan sekitar. Peserta kegiatan dengan antusias memberi tanggapan dan saran atas apa yang disampaikan guna saling membantu memecahkan masalah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Anggota LPM Alternatif UBB, Kastrat BEM UBB, Mentri Gender dan Perempuan BEM UBB, serta GenPer FH.
Kegiatan ini berakhir pada pukul 22.45 WIB yang diakhiri dengan closing statement dari pemantik diskusi dan beberapa peserta. Najwa, perwakilan GenPer FH menyampaikan bahwa regulasi yang telah menyulitkan posisi perempuan. Ditambah dengan mindset masyarakat mengenai kekerasan berbasis gender dan juga mindset perempuan itu sendiri.
“Saya berharap bahwa semoga woman support woman bisa terealisasikan di era sekarang ini, karena media sosial sekarang ini kerap sekali kita melihat kekerasan seorang perempuan ke perempuan lainnya” tambah Najwa.