Penyampaian aspirasi mahasiswa/i oleh DPM KM UBB kepada Rektor UBB. Foto oleh Alternatif.

LPM Alternatif, Balunijuk – Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (DPM KM UBB) melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Bangka Belitung dalam rangka silaturahmi, diskusi serta diplomasi di gedung rektorat UBB pada Kamis (2/5) tepatnya pukul 15.00 WIB.

Pertemuan itu dihadiri langsung oleh Yosua Sandi Rajanta Sembiring, ketua umum DPM KM UBB, Fauzan Saputra, Wakil ketua 1 DPM KM UBB, Rian Kurniawan, Ketua Komisi 2 DPM KM UBB, serta Prof. Dr. Ibrahim, M.Si, selaku Rektor UBB periode 2024-2028. Joshua menyebutkan alasan DPM mengajukan pertemuan dengan Rektor adalah karena ada beberapa hal yang ingin didiskusikan bersama Prof. Dr. Ibrahim terkait aspirasi-aspirasi serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi mahaiswa. Yosua menyampaikan beberapa poin yang ingin didiskusikan. Adapun poin-poin yang menjadi pembahasannya adalah:

  1. Terkait proses legislasi, sehingga menciptakan siklus yang inklusif didalam kepemimpinan tahun 2024
  2. Menyampaikan aspirasi mahasiswa tentang UKT yang tidak sesuai.
  3. Beasiswa KIP-K yang tidak tepat sasaran.
  4. Terkait program kerja yang membingungkan, salah satunya proses administrasi pencairan dana dari proposal yang diajukan tidak berjalan dengan lancar.
  5. Mentransformasikan organisasi di UBB menjadi lebih baik yang eksistensi keberadaannya diakui.
  6. Terkait fasilitas-fasilitas UBB, seperti ruang kelas, sekretariat, WC, CCTV, tempat parkir dan fasilitas-fasilitas yang menyangkut kepentingan mahasiswa.

Menanggapi hal ini, Prof. Dr. Ibrahim mengatakan bahwa perlunya digarisbawahi kalau hubungan antara mahsiswa dan rektor bukanlah musuh, sehingga apa yang menjadi masalah perlu untuk berdiskusi layaknya keluarga.

“Hubungan rektor dengan mahasiswa dan ormawa tidak dimaknai dengan hubungan head to head. Rektor dan rektorat bukanlah musuh yang harus ditumbangkan,” ungkapnya, sebelum menanggapi beberapa hal yang telah disampaikan sebelumnya.

Beliau mengatakan ada beberapa yang perlu dipahami, seperti permasalahan UKT dan KIP-K. Mahasiswa yang tidak mendapatkan KIP-K bisa jadi tidak daftar sejak awal atau ada beberapa berkas yang tidak dipenuhi. UKT juga menyesuaikan dengan data yang diinput sebelumnya dan jika ingin menurunkan UKT juga ada prosedur yang harus dipatuhi.

“UKT bisa turun, diusulkan disemester 2 berlaku disemester 3 jika terjadi perubahan dari data yang diinput sebelumnya,”ujarnya.

Adapun fasilitas-fasilitas yang kurang memadai bukan karena tidak menanggapi, tapi memang semuanya butuh proses yang tidak cepat, terkait program kerja seperti pengurusan administrasi peminjaman juga beliau mengatakan bahwa memang untuk peminjaman fasilitas itu banyak yang antri, sehingga harus rajin men-follow up.

Beliau berpesan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan selanjutnya agar menjadi pemimpin yang legaliter, setiap legislasi yang dibentuk agar tetap selaras dengan peraturan-peraturan yang sudah ada, beliau juga berharap UBB dapat bertransformasi ke arah yang lebih baik kedepannya.

Jika tidak ada perubahan dari pertemuan ini, Yosua menyatakan bahwa DPM akan tetap menyampaikan aspirasinya secara langsung, sehingga mendapatkan kepastian, dan jaminan dari aspirasi-aspirasi yang disampaikan.

“Jika masih tidak ada tanggapan, akan dilakukan jalur komunikasi kepada pimpinan tertinggi ataupun jajaran-jajaran yang bertanggung jawab dalam hal ini.”

Pertemuan itu diakhiri dengan sesi foto bersama. Yosua berharap kedepannya terjalin hubungan yang lebih erat dengan rektorat seperti apa yang disampaikan Rektor bahwa mereka bukanlah musuh, tetapi keluarga.

“Layaknya ayah dan anak, kita bisa membangun rumah bersama, membangun UBB untuk kepentingan bersama, untuk kepentingan mahasiswa, sehingga mereka mendapatkan hak mereka, mendapatkan fasilitas yang baik, dan dapat berkuliah dengan baik.”

Reporter: Alternatif

Penulis: Kartini

Editor: Debri Liani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *