Oleh Rifky Riyadi_Mahasiswa Sosiologi UBB

Terkait opini atau pendapat saya mengenai pertambangan timah inkonvensional (TI) ini ialah bahwa selain dari sisi positifnya yang menguntungkan bagi masyarakat dan juga mampu membantu perekonomian daerah ternyata banyak juga sisi negatif dari adanya pertambangan timah inkonvensional. Dampak dari adanya TI ini selain merugikan masyarakat yang kehidupannya bergantung pada hutan juga berdampak pada lingkungan hidup yang ada di suatu daerah termasuk Bangka Belitung.

Kita ambil saja dampak dari adanya TI ini di darat yang mana darat itu sendiri adalah tempat kita hidup dan berpijak. Lingkungan kita saat ini bisa dibilang rusak oleh adanya aktivitas TI ini misalnya banyak flora dan fauna yang kehilangan tempat tinggalnya, banyaknya lubang-lubang tambang yang bertebaran di mana-mana di babel yang dimana lubang itu sangat sulit di reklamasi, bisa di reklamasi tapi dapat di bilang tidak sempurna. Lalu kebutuhan akan air bersih yang kurang yang dimana ini juga memiliki pengaruh terhadap kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar area pertambangan, banyaknya hutan yang di babat habis oleh aktor TI dan masih banyak lagi dampak-dampak lain dari TI di darat ini yang sekaligus merugikan masyarakat dan juga lingkungan hidup babel.

Selanjutnya, TI yang ada di laut juga pasti memiliki dampak ke lautan itu sendiri. Kita bisa lihat dampaknya sekarang yakni banyaknya terumbu karang rusak. Ekosistem laut lainnya yang rusak akibat dari adanya aktivitas TI tersebut dan ini juga berdampak langsung terhadap para nelayan yang mata pencahariannya bergantung pada hasil laut. Bisa kita ambil contoh dari rusaknya ekosistem laut yang berimbas kepada nelayan. Sebagaimana di channel youtube pak Dedi Mulyadi selaku komisi IV DPR RI kala itu. Beliau melakukan kunjungan ke babel dan mengunjungi pantai matras. Setibanya di sana beliau di hadapkan dengan para nelayan-nelayan yang merasa dirugikan akibat dari adanya KIP atau kapal induk produksi yang berada di daerah tangkap mereka. Para nelayan itu mengatakan bahwa ekosistem laut pada saat itu rusak dan mereka tidak bisa mencari nafkah untuk mereka hidup. Itulah Salah satu contoh yang saya berikan terhadap rusaknya ekosistem laut yang di akibatkan oleh adanya akttivitas pertambangan yang juga berimbas kepada masyarakat di sekitar pantai matras.

Dari dampak-dampak pertambangan di atas baik di darat maupun di laut, saya turut prihatin terhadap apa yang terjadi pada masyarakat terutama masyarakat pantai matras kala itu dan juga terhadap lingkungan hidup babel yang rusak, semoga kedepannya para aktor-aktor tambang ini lebih memikirkan lagi dampak-dampak yang akan terjadi ke depannya meskipun bisa dibilang juga pertambangan ini bisa menguntungkan dan juga perlu di ingatkan bahwa timah ini akan habis dalam masa yang akan datang. Sayangilah lingkungan sekitar terkhususnya babel karena lingkungan sekitarlah yang memberikan kita kehidupan sampai sekarang ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *