Balunijuk, LPM UBB – Universitas Bangka Belitung menggelar Rapat Senat Terbuka acara tunggal wisuda XXIV di Balai Besar Peradaban (BBP) Rektorat UBB, pada Selasa (15/3).

Agenda wisuda dilaksanakan menggunakan metode walk-thru seperti tahun lalu, tetap mematuhi protokol kesehatan dan vaksinasi sebagai syarat utama. Yang berbeda hanya pada prosesi pemindahan tali toga yang dilakukan secara bergilir. Para wisudawan diminta menunggu di halaman depan Gedung Rektorat terlebih dahulu, untuk kemudian bergiliran memasuki Balai Besar Peradaban sesuai urutan fakultas untuk prosesi pemindahan tali toga.

Pada wisuda kali ini, terdapat 357 wisudawan dari 5 fakultas dengan rincian masing-masing fakultas, yakni 103 orang dari Fakultas Teknik; 78 orang dari Fakultas Ekonomi; 15 orang dari Fakultas Hukum; 91 orang dari Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi; serta 51 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Wisudawan terbanyak berasal dari jurusan Manajemen dan Sosiologi yang masing-masing berjumlah 37 orang.

Adapun wisudawan terbaik dari setiap program studi sebanyak 19 orang, dengan lima orang wisudawan terbaik yang berhasil meraih IPK tertinggi, yaitu Salisa dari prodi Hukum dengan IPK 3,90 dan Ryan Juliansyah dari prodi Akuntansi dengan IPK 3,86 yang mendapatkan predikat dengan pujian, Berlian Zarina dari prodi Ilmu Politik dengan IPK 3,83 yang mendapatkan predikat sangat memuaskan, serta Meri Hamdini dari prodi Fisika dengan IPK 3,80 dan Aca Wisdahlia dari prodi Agribisnis dengan IPK 3,67 yang mendapatkan predikat dengan pujian.

“Tak terasa bahwa dua tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda negeri kita, segera pemerintah akan melakukan tranformasi dari pandemi menjadi endemi. Tentunya, kita menyadari banyak tantangan yang muncul berkenaan dengan Pandemi Covid-19 yang begitu masif terjadi secara global. Universitas Bangka Belitung mulai bertransformasi dengan momentum Pandemi Covid-19 untuk masuk ke dalam dimensi pemanfaatan teknologi untuk kepentingan pembelajaran. Saya yakin sebagian dari wisudawan hari ini separuhnya pernah menjalani proses hybrid learning yang merupakan sebuah konsekuensi dari keadaan saat ini,” ungkap Dr. Ibrahim, M. Si., rektor Universitas Bangka Belitung, alam sambutannya.

Ia juga mengatakan meskipun mengalami banyak keterbatasan pada masa pandemi, kita bisa membuktikan bahwa kita mampu bertaha n dengan menghasilkan profil lulusan yang mudah-mudahan bisa menjadi delegasi-delegasi terbaik Universitas Bangka Belitung di tengah-tengah masyarakat luas. Ia juga berpesan bahwa pandemi ini tidak boleh dipandang remeh karena tantangan masih akan terus terjadi. Perubahan dari Omicron menjadi Deltacron adalah salah satu tantangan yang harus kita hadapi bersama. Meski begitu, menurutnya, aktivitas kita tidak boleh berhenti, denyut kehidupan kita harus terus berjalan.

“Wisuda sesungguhnya adalah proses transformasi diri kita dari mahasiswa menjadi seorang sarjana. Hari ini Anda menggunakan toga yang menandakan bahwa Anda akan menjadi juru-juru penerbang di tengah masyarakat. Hal ini menjadi simbol mengapa kita menggunakan toga saat wisuda. Karena di tengah-tengah masyarakat kita akan ditanya, dimintai pendapat, dan dimintai pandangan,” pungkasnya.

Reporter: Isti Wulandari dan Eka Yuliani

Penulis: Eka Yuliani

Fotografer: Dwi Safitri

Editor: Dina Sayyidina Rani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *