Oleh : Dinda Amelia
(Mahasiswi IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung)
Setelah pengembalian status masjid Hagia Sophia, seruan khilafah semakin mendapat sambutan publik Turki. Ini menegaskan bahwa umat menginginkan perubahan mendasar karena kegagalan sistem sekuler saat ini untuk memberi solusi. Kekhalifahan adalah negara Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah yang dianggap sebagai penerus Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan terakhir, dipimpin oleh Ottoman, dibubarkan pada 1924 selama tahun-tahun awal Republik Turki.Seruan khilafah ini dimuat dimajalah Gercek Hayat.
“Sekarang Hagia Sophia dan Turki bebas; bersiaplah untuk kekhalifahan,” demikian tercantum dalam sampul terbitan Gercek Hayat terbitan 27 Juli. “Jika tidak sekarang, lalu kapan? Jika bukan kamu, lalu siapa?” tanya sampul itu, tampaknya merujuk pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pernyataan itu disertai dengan terjemahan dalam bahasa Inggris dan Arab. Wartaekonomi.co.id.
Namun seruan kembali pada sistem khilafah justru dikriminalisasi oleh rezim sekuler. Ini menegaskan bahwa sistem sekuler memusuhi Islam dan menghalangi tegaknya khilafah. Salah satunya juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang meyakinkan kaum skeptis bahwa Turki akan tetap menjadi republik sekuler melalui cuitan twitternya. Senin (27/7/2020). Beritakaltim.co.
Dilansir dari Republika.co.id, Asosiasi Bar Ankara bahkan mengajukan pengaduan pidana terhadap Gerçek Hayat. Adapun tuduhan yang diberikan adalah, menghasut orang-orang untuk melakukan pemberontakan bersenjata melawan Republik Turki, menghasut masyarakat membentuk kebencian dan permusuhan dan menghasut orang untuk tidak mematuhi hukum.
Padahal dalam sejarahnya, Daulah Islam yang menjadi cikal bakal Khilafah didirikan tanpa pertumpahan darah. Rasulullah SAW mampu mendirikan Daulah dan dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin dengan cara damai. Mengapa harus dituduh mengangkat senjata? Sedangkan ajakannya bersifat seruan dan nasihat politik bahwa Khilafah dan kejayaan itu milik Kaum Muslimin. Kekhilafahan (Kepemimpinan Islam) dapat diraih dengan cara damai dalam bentuk perubahan total sistem. Trenopini.com.
Hal ini sangat nampak terlihat bahwa kembalinya khilafah adalah ancaman bagi sekulerisme dan menjadi ruh bagi mereka. Padahal khilafah merupakan syariat Islam yang wajib diperjuangkan untuk ditegakkan. Dengan penerapan sistem Islam ini yang tidak hanya mengatur urusan umat dari bangun tidur hingga bangun negara, maka segala permasalahan dapat teratasi dengan solusi yang mendasar. Kaum sekuler juga mestinya sadar bahwa khilafah pernah menaungi 2/3 dunia dengan cahay Islam. Umatnya sangat menjunjung tinggi hukum dan syariat Islam meski berasal dari berbagai latar belakang agama, suku, dan ras.
Tapi bagaimana pun khilafah akan tetap tegak dan menjadi bisyarah untuk umat sebagaimana hadis berikut:
‘Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode ‘ala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksa kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’alaa. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam diam’. (HR Ahmad’ Shahih).
Tidak ada kepastian kapan khilafah akan tegak kembali karena ini adalah kuasa Allah dan hanya Allah Yang Mengetahui. Tugas umat Islam adalah mempersiapkan diri agar bisa ikut dalam barisan perjuangan menegakkan panji Rasullah ini. Salah satu persiapannya adalah mencintai dan mendukungnya, bukan malah mencela dan menghalang-halanginya.
Wallahu a’lam bishawwab.