Oleh: Muhammad Hugen (mahasiswa Sosiologi UBB)

Mau sampai kapan kita seperti ini? Terhitung dua tahun lamanya dan selama itu juga kita hidup tanpa adanya ketenangan. Hidup ini seakan-akan dihantui oleh sosok yang berada di sana yang mengancam keselamatan manusia. Sosok itu telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak direncanakan dan bahkan kehadirannya sangat tidak diharapkan di kalangan masyarakat.

Adanya pandemi Covid-19 membuat pemerintah membentuk aturan-aturan yang tidak sesuai dengan aktivitas kebebasan masyarakat Indonesia. Dengan ini, kita bisa melihat dari adanya pemberlakuan PPKM. Adanya PPKM ini memunculkan kondisi masyarakat yang belum siap menerima perubahan yang tentu dapat mengikis pola kebiasaan masyarakat dan yang mana kebijakan PPKM ini menghimbau masyarakat untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Lantas apa kabar pola kebiasaan masyarakat yang senang berkumpul dan bersenda gurau? Adanya pandemi ini seakan-akan menuntut masyarakat untuk terbiasa melakukan pembatasan sosial. Pembatasan sosial yang kita rasakan saat ini layaknya sebuah penjara. Di mana kita bisa beraktivitas, namun di satu sisi kita juga terbatasi karena aturan aturan tersebut.

Diciptakannya pembatasan sosial dinilai memiliki dampak negatif yang bisa kita lihat pada lingkungan masyarakat saat ini. Sikap individualisme, contohnya. Semangat gotong royong sudah jarang terlihat di zaman ini karena adanya pembatasan sosial tersebut. Sikap individualisme ini pada dasarnya didorong oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Jika kondisi lingkungannya mengimplementasikan pembatasan sosial itu, maka bisa saja hal tersebut mendorong sikap individualisme tadi.

Pandemi Covid-19 ini seharusnya kita sikapi dengan baik dan kita lawan, bukan malah membiarkannya menguasai kehidupan kita. Sayangnya, selama pandemi ini kita seakan akan kehilangan sikap asli kita sebagai makhluk sosial yang gemar berinteraksi dengan sesama. Semoga saja kedepannya kita bisa mempertahankan ciri khas kebiasaan asli masyarakat Indonesia dengan terus berinteraksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *