Oleh: Fredi Susanto_Sosiologi UBB

Pertambangan timah di Bangka Belitung memang menjadi salah-satu sektor primer dalam struktur perekonomian masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung yang memang dikenal sebagai satu-satunya wilayah penghasil timah terbesar di Indonesia, sehingga tambang timah manjadi mata pencarian masyarakat di daerah Bangka Belitung. Di Bangka Belitung sendiri pengoperasian pertambangan timah dilakukan di darat maupun dilaut, awalnya pertambangan timah marak dilakukan di darat, namun seiringnya perkembangan zaman dan menipisnya sumber timah di darat kegiatan pertambangan timah beralih menuju laut. Akan tetapi, kegiatan pertambangan timah ini memiliki dampak pengaruh yang cukup besar terhadap ekosistem lingkungan, dimana sering terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan pada area pasca tambang dan sekitarnya seperti, kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara dan yang lainnya.

Dampak-dampak negatifpun timbul dari pertambangan timah ini jika dilihat dari aspek fisik lingkungan seperti kerusakan bentang alam, banyaknya kolong-kolong bekas tambang, rusaknya ekosistem laut seperti terumbu karang dan penghuni laut lainnya, sedangkan jika ditinjau dari aspek sosial yakni terjadinya konflik antar masyarakat, banyaknya penyakit yang disebabkan tambang, serta banyaknya anak-anak putus sekolah karena tergiur ingin bekerja tambang apalagi saat ini kenaikan harga timah yang cukup drastis.

Selain dampak-dampak negatif di atas, pertambangan timah juga mberikan dampak positif, yakni sebagai wadah produksi, menambah lapangan pekerjaan, berkurangnya tingkat pengangguran, dan meningkatnya penghasilan ekonomi masyarakat dan lainya sebagainya.
Pertambangan timah memang memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dalam sisi ekonomi untuk mendapatkan kehidupan yang baik dari hasil keberadaan timah ini. Akan tetapi, masyarakat mengabaikan untuk mengelola dengan baik daerah yang telah memberikan penghasilan untuk mereka. Seakan tidak ada timbal baliknya untuk memulihkan lingkungan yang telah dirusak.

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa kegiatan pertambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung masih memberikan dampak yang signifikan terhadap kerusakan ekosistem lingkungan yang oknumnya dilakukan oleh masyarakat penambang timah itu sendiri untuk kepentingan pribadi mereka masing-masing. Tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari kerusakan lingkungan tersebut. Kesadaran akan peduli lingkungan masih belum ada, masyarakat hanya memfokuskan pada keuntungan semata yang mereka dapatkan dari hasil kegiatan pertambangan timah tanpa harus melakukan kegiatan reklamasi untuk pemulihan lingkungan yang rusak.

Secarik ktitik untuk kebijakan pemerintah dalam mengelola ekosistem lingkungan dari kegiatan pertambangan masih terbilang kurang efektif, masih banyak lingkungan yang rusak yang dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dari pertambangan timah, pemerintah harus tegas lagi dalam mengambil tindakan dan langkah yang cepat untuk kegiatan pertambangan yang merusak ekositem lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *