(Penulis: Sindy Ayu Kirana & Windiarti Pujinisa)

“Siklus Biogeokimia berfungsi menjaga kelangsungan hidup di bumi, sebab materi hasil dari siklus biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik biotik maupun abiotik”

Lahan bekas tambang timah kondisinya sangat memprihatinkan, puluhan lubang bekas tambang mengangga tak terurus, salah satu solusi yang dapat diberikan alam adalah dengan adanya siklus biogeokimia, seperti siklus kalsium.

Kandungan kalsium dalam tanah berfungsi untuk mengoreksi keasaman tanah, menetralisir kejenuhan zat-zat yang meracuni tanah, meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyerapan zat-zat hara, dan masih banyak lagi.

Siklus kalsium adalah jalur yang dibuat kalsium antara makhluk hidup dan lingkungannya, secara melingkar. Kalsium adalah mineral atau unsur kimia yang terus didaur ulang. Kalsium terletak di dalam organisme sebagai ion kalsium (Ca2 +) atau pelengkap molekul lain yang diminati industri seperti karbonat dan sulfat. Itu juga ditemukan dalam mineral lain seperti fluoride, fosfat, dan silikat.

Proses sirkulasi kalsium di lingkungan terjadi sebagai berikut:
Pergerakan geologis membawa kalsium ke permukaan dalam bentuk endapan atau batuan. Fenomena atmosfer yang berbeda menguraikan batuan ini. Kemudian, kalsium diserap oleh akar tanaman, dikonsumsi oleh hewan sebagai bagian dari rantai makanan dan diangkut oleh perairan sungai. Ketika tumbuhan dan hewan mati, kalsium ini akan kembali ke tanah, dan teseret mengikuti aliran air seperti sungai, sehingga membawa kalsium kembali ke dasar laut di mana siklus dimulai kembali.

Kalsium dan siklusnya berhubungan dengan pH tanah karena ketika komponen tanah lainnya yaitu (natrium (Na + 1), kalium (K + 1) dan magnesium (Mg + 2)) sangat tinggi dan bermuatan positif, penyerapan kalsium oleh tanaman, menurun. Sedangkan pupuk nitrat, meningkatkan kapasitas penyerapan kalsium. Setelah diserap oleh akar tanaman, kalsium diangkut dengan air melalui sistem pembuluh darahnya ke batang dan tangkai daun ke daun.

Kalsium adalah makronutrien sekunder untuk tanaman dan berkontribusi terhadap kekakuan dinding selnya, serta pembelahan sel meristem dan ujung akar. Mineral ini juga membantu penyerapan magnesium dan penyimpanan fosfat dalam vakuola tanaman. Ini juga berpartisipasi dalam fotosintesis dan pengangkutan gula dalam sistem.

(Sindy Ayu Kirana/Red LPM UBB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *