Annisa Pratiwi, Mahasiswi jurusan Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri atas daratan dan lautan yang mana lautannya lebih besar daripada luas daratannya yakni sebesar 2/3 dari luas wilayah Indonesia. Karena letak Indonesia pada jalur perkapalan lebih strategis, maka Indonesia memiliki potensi menjadi pusat poros maritim dunia. Selama ini laut hanya dianggap sebagai pembatas antara pulau dan pulau, bukan pula pembatas antara benua. Paradigma ini harus diubah agar kita memandang laut sebagai potensi sumber daya kekayaan alam yang dapat dijadikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Saya sebagai mahasiswa Universitas Bangka Belitung jurusan Ilmu Kelautan merasa terpanggil untuk mengambil peran dalam menyongsong Indonesia menjadi poros maritim dunia. Setelah menjadi mahasiswa Universitas Bangka Belitung jurusan Ilmu Kelautan, saya baru menyadari betapa besar potensi laut Indonesia. Sungguh, saya merasa bersyukur menjadi mahasiswa Universitas Bangka Belitung jurusan Ilmu Kelautan. Mengapa? Karena pengetahuan dan wawasan saya tentang laut menjadi luas. Terlebih lagi dicanangkan Indonesia manjadi poros maritim dunia. Suatu tantangan dan juga masa depan untuk mahasiswa sebagai generasi muda khususnya mahasiswa Ilmu Kelautan.

Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Bapak Rizal Ramli sering berkata dalam berbagai kesempatan “Jika kita ingin menjadi bangsa pemenang, bangsa yang disegani, bangsa yang dihormati, dikawasan ini dan dunia, kita harus memiliki kekuatan maritim yang kuat. Termasuk kapal-kapal dagangnya, kapal-kapal perikanannya. Siapa yang menguasai laut, akan menguasi dunia” (Prianto, 2016). Hal ini senada dengan apa yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo dalam artikel (Prianto, 2016).

Lima pilar poros maritim dunia:

  1. Pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
  2. Berkomitmen menjaga dan mengelola sumberdaya laut, fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
  3. Komitmen mendorong pengembangan infastruktur dan konektivitas maritime dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik dan industri perkapalan serta pariwisata maritim.
  4. Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama dalam bidang kelautan.
  5. Membangun kekuatan pertahanan maritim.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan berbagai kebijakan. Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diterjemahkan dalam tiga pilar yakni; Kedaulatan, Keberlanjutan, dan Kesejahteraan (Prianto, 2016).

  1. Kedaulatan maksudnya mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum dilaut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, melalui pengawasan pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP), termasuk sistem pengkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan dan hayati ikan.
  2. Keberlanjutan maksudnya mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab, dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas melalui pengelolaan ruang laut, pengelolaan keanekaragaman hayati laut, keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan tangkapan serta budidaya, penguatan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan.
  3. Kesejahteraan maksudnya mengelola sumber daya kelautan dan perikanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dilakukan melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

Indonesia memiliki bentang alam yang sangat luas dan sumber daya alam yang luar biasa dari berbagai sektor seperti pertanian, pangan, energi, dan kemaritiman yang bisa dimanfaatkan. Sektor kemaritiman pengelolaan dan pemanfaatannya harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, guna menjaga kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Takdir kita, benar sudah ditentukan Allah SWT. Namun Allah SWT, memberi kita pilihan untuk menentukan masa depan. Sebagai mahasiswa Universitas Bangka Belitung jurusan Ilmu Kelautan itu merupakan takdir sekaligus pilihan saya. Oleh sebab itu saya harus menjalani sebagai wujud syukur atas apa yang sudah diberikan Allah SWT. Pada tulisan ini saya menghimbau, sekalian mengajak khususnya mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi menyongsong Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Berpijak pada lima poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo dan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan maka asumsi saya bahwa prospek lulusan sarjana kelautan sangat diperlukan dan dibutuhkan menyongsong poros maritim dunia yang dicanangkan pemerintah.

Sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan mari kita mengambil peran sebagai berikut:

  1. Mempersiapkan diri dengan cara memberdayakan diri menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kelautan.
  2. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan poros maritim dunia yang dicanangkan kepada masyarakat
  3. Membantu memelihara dan menjaga kebersihan juga pelestarian habitat laut seperti pelestarian lingkungan laut dan pesisir, rehabilitasi kerusakan lingkungan serta konservasi biodiversity.
  4. Mengajak masyarakat untuk menggali potensi laut guna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang sesuai dengan aturan ketetapan pemerintah.
  5. Membantu mempromosikan wisata-wisata laut didaerah guna meningkatkan sektor pariwisata.
  6. Membantu mencari dan menggali potensi-potensi laut yang belum ditemukan dan diketahui dalam bentuk kegiatan observasi, konservasi dan penelitian maupun eksplorasi
  7. Menjadikan laut sebagai inspirasi, untuk berkreasi dan berinovasi guna menyongsong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan sebagai strategi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
  8. Berperan dalam menjaga dan melindungi pulau-pulau kecil yang memiliki prinsip untuk memberdayakan masyarakat melalui kebudayaan dan kearifan lokal yang ada.

Poros maritim dunia adalah suatu gagasan besar yang pantas lembaga-lembaga dan instansi-instansi terkait. Poros maritim dunia hendaknya digaungkan juga oleh perguruan-perguruan tinggi. Poros maritim dunia sudah seharusnya disambut secara euforia oleh raykat Indonesia. Jika poros maritim dunia terwujud maka selat-selat dan laut diantara pulau-pulau yang membentang akan menjadi pusat perdagangan domestik dan internasional. Mampukah pemerintah dan rakyat Indonesia mewujudkan gagasan besar ini menjadi suatu kenyataan.

Sebagai mahasiswa Ilmu Kelautan, saya berharap poros maritim dunia bisa terwujud. Mari kita dorong percepatan terwujudnya poros maritim dunia, sesuai peran kita sebagai mahasiswa Ilmu Kelautan. Dalam essay ini, ada delapan peran mahasiswa yang saya ajukan. Jika delapan peran ini kita lakukan secara konsisten dan kontinue, Insya Allah akan berdampak pada percepatan terwujudnya Indonesia menjadi poros maritim dunia. Mengutip perkataan John F. Kennedy “Jangan tanya apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang kamu bisa lakukan untuk negaramu“ (Elang 2014).

Semoga tulisan sederhana ini bisa menginspirasi banyak orang, sebagaimana perkataan Presiden Amerika Serikat ke-35 tersebut. Jadikan pacuan semangat agar kita lebih aktif lagi. Karena bagi saya, angan- angan saja tanpa ada tindakan seperti halnya bunga tidur atau mimpi belaka. Jika kita berpikir dua kali, kalau bukan kita yang menyongsong untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan mengubah nasib untuk generasi berikutnya. Tulisan ini saya buat dengan maksud mengajak seluruh pembaca agar dapat berkontribusi secara aktif dalam membangun sektor maritim yang berkelanjutan.

Referensi:

Elang P. 2014. Jangan Tanya Apa Yang Dilakukan Oleh Negara Untukmu, Tapi Tanyalah Apa Yang Kamu Bisa Lakukan Untuk Negara. Diakses pada 7 Agustus 2021.  

Prianto A. 2016. Mewujudkan Mimpi Indonesian Menjadi Poros Maritim Dunia. Diakses pada 7 Agustus 2021.    

Editor: Zahra Zarina                                                                           

https://www.kompasiana.com/amp/petraelang/.jangan-tanyakan-apa-yan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *